KOMPAS.com - Limbah anorganik adalah jenis sampah yang sulit terurai dan biasanya bukan berasal dari hewan dan tumbuhan.
Sampah anorganik tetap bisa terurai, namun tidak secara alami. Jika limbah anorganik terurai secara alami, tentu membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan sampah organik.
Oleh sebab itu, limbah anorganik kerap dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan, misalnya kerajinan, guna mencegah penumpukan sampah yang sulit terurai.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali aktivitas manusia yang menghasilkan limbah anorganik.
Beberapa contoh limbah anorganik adalah plastik, botol kaca, kaleng, kertas, besi, sampah elektronik, dan lain-lain.
Baca juga: Sampah Manusia Mengotori Mars, NASA Ungkap Fotonya
Untuk mengurangi limbah anorganik, kurangi pemakaian barang-barang sekali pakai dan sebagai gantinya, gunakan barang yang dapat dipakai berulang kali.
Limbah anorganik dibedakan menjadi tiga, yakni limbah anorganik padat, limbah anorganik cair, dan limbah anorganik gas.
Limbah anorganik padat adalah sampah yang bersifat keras dan padat.
Contoh limbah anorganik padat adalah aluminium, besi, alas, botol bekas, plastik, dan beberapa barang sejenis.
Limbah anorganik cair adalah sampah berupa cairan yang bisa sangat berbahaya, yang berasal dari pabrik atau perusahaan produksi.
Baca juga: Ini Merek Sampah Saset yang Paling Banyak Ditemukan Saat Ekspedisi Ciliwung
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.