Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai Hari Bumi, Ini Jejak Iklim di Indonesia Sekarang

Kompas.com - 23/04/2022, 08:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Laporan yang dikeluarkan oleh Newclimate Institute, Climate Action Network dan Germanwatch di minggu ini menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke 24.

Kendati ini artinya Indonesia mengalami naik 15 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, Indonesia masih termasuk kategori sedang dalam indeks kinerja perubahan iklim 2021.

Untuk diketahui, penentuan peringkat ini didasarkan oleh kinerja agregat dari suatu negara yang dimasukkan ke dalam 14 indikator, dan empat kategori yaitu emisi gas rumah kaca, energi terbarukan, penggunaan energi dan kebijakan iklim.

Untuk bisa menjaga di bawah batas uhu 1,5 derajat Celcius, emisi Indonesia di tahun 2030 hanya sekitar 461 juta ton setara karbon dioksida (MtCO2e) atau 61 persen di atas tingkat emisi tahun 1990.

Target yang ada di Indonesia saat ini akan meningkatkan emisi hingga 535 persen di atas tingkat emisi tahun 1990, atau sekitar 1.817 MtCO2e, pada tahun 2030, membuat gap ambisi emisi sekitar 1.168 MtCO2e.

3. Lahan Indonesia untuk subsidi bahan bakar fosil

Pertanyaan lainnya terkait jejak iklim di Indonesia adalah mengenai berapa banyak yang telah dikeluarkan Indonesia untuk subsidi bahan bakar fosil.

Faktanya, Indonesia menghabiskan USD 8,6 miliar untuk mensubsidi bahan bakar fosil pada 2019, dengan sebagian besar dihabiskan pada minyak dan listrik, Indonesia tidak memiliki harga karbon yang eksplisit.

Baca juga: Hari Bumi: Masalah Kesehatan dan Krisis Iklim Harus Segera Selesai

Selama dekade terakhir (2010-2019), subsidi bahan bakar fosil di Indonesia mencapai puncaknya antara tahun 2011 dan 2014, sebelum turun dan sebagian besar tetap flat sejak 2015.

Selama periode ini, sebagian besar subsidi diarahkan untuk mendukung produksi dan konsumsi minyak bumi dan konsumsi dari listrik berbahan bakar fosil. Data pembanding belum tersedia untuk tahun 2020.

Namun, menurut data Energy Policy Tracker, selama tahun 2020 Indonesia menjanjikan setidaknya USD 6,54 miliar untuk energi bahan bakar fosil sebagai bagian dari komitmen pendanaan terkait energi dan respons ekonomi Covid-19.

4. Langkah baik pemerintah terkait jejak iklim di Indonesia

Menurut para ahli, tindakan perbaruan NDC tahun 2021 tentang AFOLU dan kebijakan kendaraan listrik (EV) menjadi langkah baik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Dalam NDC yang diperbarui tahun 2021, Indonesia memasukkan perkiraan Pertanian, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya (AFOLU) yang lebih tegas dan cakupan ekonomi secara luas, tetapi tidak memperkuat target pengurangan emisi business-as-usual (BAU) yang ada atau mengumumkan baik absolut atau neto pada sasaran net zero.

Kebijakan pada kendaraan listrik (EV) baru-baru ini mencakup usulan peraturan untuk melarang penjualan sepeda motor berbahan bakar fosil di tahun 2040 dan mobil di tahun 2050, meningkatkan elektrifikasi, dan menciptakan peluang bagi Indonesia untuk memasuki rantai pasokan penyimpanan baterai regional.

Baca juga: Hari Bumi di Tengah Pandemi Corona, Polusi Udara di Indonesia Menurun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com