Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Bumi: Ketahui 10 Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

Kompas.com - 22/04/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tanggal 22 April, setiap tahunnya dunia akan memperingati Hari Bumi.

Dikutip dari laman Earth Day, tema Hari Bumi 2021 adalah Pulihkan Bumi Kita atau Restore Our Earth.

Tema ini berfokus pada proses alam, teknologi hijau yang sedang berkembang, dan pemikiran inovatif yang dapat memulihkan ekosistem dunia. 

Namun, pemulihan ekosistem dunia ini sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim beserta dampaknya yang akan terjadi jika tidak terkendali.

Baca juga: Hari Bumi 22 April, Begini Sejarah Terbentuknya Earth Day

Berikut 10 dampak perubahan iklim  pada negara Indonesia, dirangkum oleh Yayasan Indonesia Cerah.

1. Gelombang panas ekstrem

Berdasarkan catatan penelitian di Journal of Geophysical Reasearch, Atmospheres oleh para peneliti yaitu Russo S,. Dosio A, dkk ; Indonesia akan mengalami lebih dari tiga kali kondisi gelombang panas ekstrem antara tahun 2020 dan 2052.

Kemudian di antara tahun 2068 dan 2100, akan terjadi sebuah gelombang panas yang ekstrem akan terjadi setiap 2 tahun sekali.

Gelombang panas ini akan memiliki intensitas yang sama atau lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010, di mana gelombang panas ekstrem terjadi di Rusia dan menewaskan 55.000 orang.

Tidak hanya itu, kejadian tersebut juga akhirnya menghancurkan sekitar 9 juta hektar tanaman, membunuh semua burung di Moskow dan menyebabkan peristiwa kebakaran hutan.

2. Meningkatkan kejadian kebakaran hutan ekstrem

Potensi dampak berikutnya dari perubahan iklim yang tidak terkendali adalah meningkatnya kejadian kebakaran hutan ekstrem.

Diprediksi, dalam skenario emisi yang tinggi, maka Kalimantan Timur dan Sumatera bagian Timur akan mengalami pemanasan hampir 4 derajat Celcius dan curah hujan berkurang 12 persen pada tahun 2070 hingga 2100.

Hal ini akan menyebabkan sekitar 55 hari bahaya kebakaran ekstrem per tahun di Timur Kalimantan pada tahun tersebut.

Sementara, di Sumatera Timur, jumlah hari bahaya kebakaran ektrem setiap tahun meningkat 17 hingga 64 hari di bawah skenario emisi tinggi ini.

Baca juga: Hari Bumi, Begini Perubahan Planet Kita dalam 20 Tahun dari Antariksa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com