Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Omicron Siluman Berpotensi Sebabkan Penyakit Parah, Studi Jelaskan

Kompas.com - 23/02/2022, 16:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN,WHO

Kemudian, subvarian BA.2 hampir sepenuhnya resisten terhadap beberapa perawatan antibodi monoklonal.

Namun, antibodi dalam darah orang yang baru saja memiliki Omicron, tampaknya memiliki perlindungan terhadap BA.2, terutama setelah divaksinasi.

Studi terkait subvarian Omicron siluman

Selain studi dari Jepang, WHO juga meninjau data terkait tingkat keparahan klinis dari berbagai negara seperti Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark. Sebab, wilayah ini memiliki tingkat kekebalan dari vaksinasi maupun infeksi alami yang tinggi.

Berbeda dengan hasil penelitian Sato dan timnya, laporan ini tidak menemukan perbedaan tingkat keparahan yang dilaporkan antara subvarian BA.2 dan BA.1.

Sejauh ini belum ada banyak data mengenai tingkat keparahan BA.2 di dunia nyata. Rawat inap juga dilaporkan terus menurun di negara-negara di mana subvarian BA.2 menyebar seperti Afrika Selatan dan Inggris.

Akan tetapi, di Denmark, subvarian BA.2 telah menjadi penyebab utama infeksi, rawat inap, dan kematian pasien.

Baca juga: Studi Ungkap Cerpelai Dapat Terinfeksi Omicron dan Menularkannya

Subvarian BA.2, setidaknya 30 sampai 50 persen lebih menular dibandingkan Omicron asli.

Omicron siluman ini juga telah terdeteksi di 74 negara dan 47 negara bagian Amerika Serikat (AS). Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan sekitar 4 persen orang Amerika mengalami infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh BA.2.

WHO juga melaporkan subvarian Omicron siluman sudah menjadi strain dominan di 10 negara seperti Bangladesh, Brunei, China, Denmark, Guam, India, Motenegro, Nepal, Pakistan, dan Filipina.

Berdasarkan data transmisi, keparahan penyakit, infeksi ulang, diagnostik, terapi, serta efektivitas vaksin Covid-19, TAG-VE menegaskan bahwa subvarian BA.2 harus terus dianggap sebagai variant of concern.

Selain itu, mereka juga menetapkan subvarian ini harus dipantau secara intensif oleh otoritas kesehatan masyarakat di dunia.

"WHO akan terus memantau dengan cermat garis keturunan BA.2 sebagai bagian dari Omicron," kata WHO.

Terkait munculnya subvarian Omicron siluman ini, WHO pun meminta seluruh negara-negara di dunia untuk terus waspada, memantau dan melaporkan sekuensing, serta melakukan analisis independen dari garis keturunan Omicron yang berbeda.

Baca juga: Kemenkes: Kasus Positif Covid-19 Saat Ini Dianggap Omicron

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com