Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Cerpelai Dapat Terinfeksi Omicron dan Menularkannya

Kompas.com - 23/02/2022, 11:30 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, secara luas telah diyakini sebagai penyakit zoonosis. Teori bahwa penyakit itu melompat dari kelelawar ke manusia sejauh ini mendapatkan perhatian paling banyak. Namun, ternyata, hewan seperti cerpelai juga dapat terinfeksi virus tersebut, termasuk Omicron. 

Sejumlah ilmuwan percaya, penyakit Covid-19 kemungkinan berpindah ke lebih dari satu inang alternatif sebelum menginfeksi manusia.

Sejak penyebaran penyakit di seluruh dunia, telah ditemukan beberapa spesies lain rentan terhadap infeksi dengan sindrom pernapasan akut SARS-CoV-2, terutama kucing dan cerpelai.

Adapun para peneliti telah memeriksa patologi dan penyebaran varian Omicron di cerpelai. Versi pracetak dari studi ini tersedia di server bioRxiv, sedangkan artikel tengah menjalani tinjauan sejawat.

Baca juga: Kenapa Jutaan Cerpelai Dimusnahkan Saat Pandemi Covid-19?

Studi cerpelai terinfeksi Omicron

Melansir News Medical, studi dilakukan dengan menginfeksi tiga cerpelai jantan menggunakan 4e5 PFU dari varian Omicron secara intranasal.

Hewan tersebut kemudian diamati selama tujuh hari, dengan sampel air liur diambil setiap hari, serta dilakukan evaluasi histopatologi saluran pernapasan atas dan bawah pada hari terakhir masa tindak lanjut.

Semua cerpelai terinfeksi, dan tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda penyakit parah dalam tujuh hari.

Para ilmuwan mengamati berbagai gejala, termasuk lesu, anoreksia, diare, sekret hidung dan lakrimal, dan bersin. Sampel air liur menunjukkan tes PCR positif setelah satu hari dan tetap positif selama sisa percobaan.

Baca juga: Kasus di Belanda, Virus Corona Mungkin Berasal dari Cerpelai

Selama periode ini, para ilmuwan memutuskan untuk menguji apakah cerpelai dapat terinfeksi Omicron dan dapat mengirimkan atau menularkan varian Omicron.

Untuk mencapainya, dua cerpelai yang tidak terinfeksi ditempatkan di kandang terpisah, berjarak sekitar 10-20 cm dari kandang cerpelai yang terinfeksi. Kedua cerpelai yang tidak terinfeksi Omicron mengembangkan gejala dengan cepat dan menunjukkan hasil tes PCR positif yang konsisten sejak hari ketiga dan seterusnya.

Di saluran pernapasan, ditemukan hiperemia mukosa pernapasan dengan eksudat kental dan lobus paru basah yang tidak kolaps. Semua cerpelai menunjukkan perubahan ini.

Adapun di hidung, degenerasi multifokal terlihat bersamaan dengan hilangnya epitel pernapasan, serta terlihat infiltrasi neutrofilik mukosa dan submukosa.

Sementara itu, di dalam lumen, para peneliti menemukan sel-sel epitel yang terkelupas, bahan musinosa, neutrofil yang mengalami degenerasi, dan nukleoprotein virus dapat ditemukan terdistribusi di seluruh sistem pernapasan, di dalam sel yang terkelupas dan epitel pernapasan mukosa.

Dalam studi untuk membuktikan cerpelai dapat terinfeksi Omicron, para ilmuwan menemukan bahwa epitel penciuman tidak konsisten dan hanya sedikit terpengaruh dengan deteksi antigen virus fokal.

Baca juga: Tanda Bahaya Infeksi Omicron yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?

Di organ paru-paru menunjukkan patologi yang jelas. Baik cerpelai penerima dan dua cerpelai yang diinokulasi menunjukkan lesi paru yang terkait dengan ekspresi antigen virus dan ditandai dengan kerusakan alveolar multifokal yang menyatu dengan degenerasi dan/atau nekrosis septa alveolar, pembentukan membran hialin yang jarang, dan proliferasi variabel pneumosit tipe II.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com