Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AstraZeneca Klaim Obat AZD7442 Efektif Turunkan Risiko Keparahan dan Kematian akibat Covid-19

Kompas.com - 24/11/2021, 12:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Hasil lengkap dari Provent dan Tackel akan dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau sejawat dan dipresentasikan pada pertemuan medis yang akan datang.

Pada tanggal 5 Oktober 2021, AstraZeneca mengumumkan bahwa perusahaan telah mengajukan permintaan Otorisasi Penggunaan Darurat untuk AZD7442 untuk profilaksis Covid-19 kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US Food and Drug Administration/FDA)

AstraZeneca telah bersedia memasok 700.000 dosis AZD7442 kepada Pemerintah AS, jika diberikan Izin Penggunaan Darurat oleh US FDA, dan memiliki perjanjian untuk memasok ke negara lain.

Baca juga: Vaksin Sinovac dan AstraZeneca di Thailand Dicampur, Bagaimana Hasilnya?

Berikut hasil uji klinis sementara yang didapatkan.

1. Uji klinis AZD7442 Provent

Provent adalah uji klinis acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo, multi-centre fase III yang menilai keamanan dan efikasi AZD7442 dosis tunggal 300mg IM dibandingkan dengan plasebo untuk pencegahan Covid-19 pada peserta yang tidak terinfeksi SARS-CoV-2 di awal penelitian. 

Uji klinis dilakukan di 87 lokasi di AS, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Belgia. 

Sebanyak 5.197 peserta diacak dalam rasio 2:1 untuk menerima dosis 300mg IM AZD7442 (n = 3460) atau plasebo (n = 1,737), diberikan dalam dua suntikan IM berurutan yang terpisah.

Analisis primer yang dilaporkan pada 20 Agustus 2021 berdasarkan pada 5.172 peserta uji klinis, dengan batas data 9 Mei 2021. 

Titik akhir efikasi primer adalah kasus pertama RT-PCR konfirmasi positif bergejala penyakit SARS-CoV-2, yang terjadi pasca diberikan dosis sebelum hari ke 183. 

Penilaian enam bulan didasarkan pada 4.991 peserta, dengan batas data 29 Agustus 2021. Peserta akan terus dipantau selama 15 bulan. 

Peserta yang memilih untuk meninggalkan uji coba Provent kapan saja untuk mendapatkan vaksinasi, dikeluarkan dari analisis efikasi primer dan analisis efikasi enam bulan.

Para peserta adalah orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang akan mendapat manfaat dari pencegahan dengan LAAB. 

Mereka adalah kelompok orang yang memiliki peningkatan risiko respons yang tidak memadai terhadap imunisasi aktif, yakni diperkirakan responden yang buruk terhadap vaksin atau tidak toleran terhadap vaksin atau memiliki peningkatan risiko terinfeksi SARS-CoV-2, termasuk mereka yang lokasi atau keadaannya menempatkan mereka pada risiko yang cukup besar untuk terpapar virus SARS-CoV-2. 

Peserta pada saat skrining belum divaksinasi dan memiliki tes serologi SARS-CoV-2 yang negatif. Sekitar 43 persen peserta berusia 60 tahun ke atas. 

Selain itu, lebih dari 75 persen memiliki penyakit penyerta di awal dan karakteristik lain yang terkait dengan peningkatan risiko Covid-19 parah jika terinfeksi, termasuk mereka yang menderita beberapa penyakit komorbit.

Di antaranya seperti penyakit imunosupresif atau mengonsumsi obat imunosupresif, diabetes, obesitas parah atau penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, ginjal kronik dan penyakit hati kronik.

Serta, orang-orang yang kekebalannya terganggu (immuncompromised) dan mungkin memiliki respons kekebalan yang lebih rendah terhadap vaksinasi termasuk dalam uji klinis Provent ini.

Sehingga, uji klinis AZD7442 Provent adalah uji Fase III pertama yang dirancang secara prospektif untuk mengevaluasi antibodi monoklonal untuk pre-exposure prophylaxis dari Covid-19 bergejala, dengan target menyertakan mereka yang berisiko tinggi dan mereka yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh. 

Selain itu, didapatkan pula bahwa tidak ada kasus Covid-19 parah atau kematian yang berkaitan dengan Covid-19 pada mereka yang diberikan AZD7442, baik pada pada saat analisis primer ataupun analisis 6 bulan. 

"Di kelompok plasebo, terdapat dua kasus tambahan Covid-19 parah selama penilaian enam bulan, dengan total lima kasus Covid-19 parah dan dua kematian terkait Covid-19," tulis AstraZeneca.

AstraZeneca saat ini tengah memproses pengajuan di seluruh dunia untuk potensi otorisasi penggunaan darurat atau persetujuan bersyarat AZD7442, baik dalam profilaksis maupun pengobatan.

Baca juga: Kabar Baik, Obat Antibodi Ganda Efektif Melawan Varian Virus Corona

2. Uji klinis Tackle

Tackle adalah uji klinis acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo, multi-centre fase III yang menilai keamanan dan efikasi AZD7442 dosis tunggal 600mg IM dibandingkan dengan plasebo untuk pengobatan rawat jalan Covid-19.

Sebanyak 903 peserta diacak (1:1) untuk menerima AZD7442 (n = 452) atau plasebo (n = 451), diberikan dalam dua suntikan IM berurutan yang terpisah. Analisis primer dilaporkan pada 11 Oktober 2021.

Peserta adalah orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang tidak dirawat di rumah sakit, dengan penyakit Covid-19 ringan hingga sedang dan telah bergejala selama tujuh hari atau kurang. 

Peserta memiliki infeksi SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium, sebagaimana ditentukan oleh tes molekuler (antigen atau asam nukleat) dari spesimen saluran pernapasan (misalnya orofaringeal, nasofaring, atau usap hidung atau air liur) yang dikumpulkan tidak lebih dari tiga hari sebelum hari pertama ikut dalam penelitian. 

Titik akhir efikasi primer adalah gabungan dari Covid-19 parah atau kematian karena sebab apa pun hingga hari ke-29. Peserta akan terus dipantau selama 15 bulan.

Sekitar 13 persen peserta berusia 65 tahun ke atas. Selain itu, 90 persen memiliki penyakit penyerta awal dan karakteristik lain yang dapat meningkatkan risiko mereka mengalami Covid-19 yang parah.

Termasuk di dalamnya peserta dengan penyakit kanker, diabetes, obesitas, penyakit paru kronik atau asma, penyakit kardiovaskular atau imunosupresi.

Analisis eksplorasi uji klinik pengobatan rawat jalan Tackle, pada pasien dengan Covid-19 ringan hingga sedang, menunjukkan bahwa satu dosis 600mg IM AZD7442 mengurangi risiko berkembangnya Covid-19 parah atau kematian (dari penyebab apa pun) sebesar 88 persen, dibandingkan dengan plasebo pada pasien yang telah bergejala selama tiga hari atau kurang pada saat pengobatan.

Baca juga: Mungkinkah Antibodi dari Satu Varian Covid-19 Menetralisir Varian Lainnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com