Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi Covid-19 Tak Picu Pecahnya Pembuluh Darah dan Stroke

Kompas.com - 25/09/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Meskipun vaksinasi Covid-19 sudah dijalankan sejak Februari 2021, tetapi masih saja banyak informasi beredar mengenai efek samping pendarahan serius dan stroke akibat pecahnya pembuluh darah dalam tubuh yang disebut karena efek vaksin Covid-19.

Bernahkah demikian, dan apa sebenarnya efek samping vaksinasi Covid-19 di dalam tubuh?

Direktur RS Pusat Otak Nasional, Mursyid Bustami mengatakan, informasi efek samping serius pendarahan dalam tubuh dan stroke tidaklah benar.

Sebab, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat dan valid, yang menunjukkan bahwa ada kaitan antara pemberian vaksinasi Covid-19 dengan terjadinya pembuluh darah pecah.

Ia menjelaskan, sekitar 20 persen stroke pendarahan disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah dengan penyebab utamanya karena tingginya faktor risiko tertentu dan bukan disebabkan Covid-19.

Baca juga: 8 Fakta Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil yang Perlu Diketahui

 

"Terkait adanya info bahwa vaksin berisiko menyebabkan stroke pendarahan otak, kami klarifikasi bahwa secara ilmiah pun tidak ada hubungan antara stroke pendarahan dengan vaksin Covid-19," kata Mursyid dalam keterangan tertulis Kementerian Kesehatan, Jumat (24/9/2021).

Sedangkan, faktor risiko dari stroke pendarahan disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah dengan penyebab utamanya karena tingginya faktor risiko tertentu dan bukan disebabkan oleh vaksin Covid-19.

Sementara, faktor risiko lainnya yang umum menjadi pemicu terjadinya stroke adalah sebagai berikut.

  1. Diabetes
  2. Hipertensi
  3. Pola makan yang buruk
  4. Merokok
  5. Obesitas
  6. Kurang aktivitas fisik
  7. Alkohol
  8. Narkotika
  9. Genetika (riwayat keturunan)

"Kalau stroke pendarahan biasanya adalah penderita hipertensi. Yang terjadi adalah tidak kuatnya pembuluh darah menahan tekanan darah yang tinggi, sehingga terjadilah kebocoran," kata dia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dikebut, Epidemiolog Ingatkan Jangan Sampai Ada Klaster

 

Mursyid mengingatkan agar masyarakat mewaspadai dan melakukan upaya pencegahan terhadap faktor-faktor risiko tersebut, dengan melakukan cek kesehatan secara berkala, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Untuk mengetahui itu, maka dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari faktor risiko sehingga bisa kita kendalikan secepatnya," ujarnya.

Kendati pemberian vaksinasi Covid-19 tetap bisa menyebabkan efek samping, tetapi Mursyid menegaskan bahwa efek samping tersebut masih sangat ringan dan terjadi maksimal selama 2 hari pasca penyuntikan vaksin.

Adapun, efek samping vaksinasi Covid-19 kategori ringan dan mudah diatasi tersebut seperti demam, mengantuk, nyeri, lapar, bengkak di sekitar area suntikan, dan lain sebagainya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil, Ini Efek Samping yang Umumnya Terjadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com