Sebaliknya, pada kelompok Covid-19 sebelumnya, sel T penolong dan pembunuh khusus untuk virus corona Covid-19 sudah ada secara substansial sebelum dosis pertama.
Setelah dosis pertama tersebut, maka jumlah sel T sedikit meningkat, tetapi tidak meningkat secara signifikan setelah dosis kedua.
"Untuk orang yang belum pernah terkena Covid-19, dosis pertama sangat kuat, dan dosis kedua menyalakan seluruh mesin—tetapi memiliki Covid-19 seperti sudah mendapatkan dosis vaksin pertama," kata Wherry.
Wherry menambahkan bahwa bagaimana pun juga, pentingnya menunjukkan pemahaman yang lengkap tentang manfaat dari respons sel T ini, dibandingkan dengan antibodi.
Baca juga: Ahli: Jurnal Vaksin Sel Dendritik Tidak Disertai Pembuktian
Yakni manfaat pentingnya dalam memberikan perlindungan dari infeksi di masa depan akan memerlukan studi klinis yang lebih besar.
Hasilnya juga menunjukkan bahwa respons sel T dalam minggu-minggu setelah vaksinasi Covid-19 dengan vaksin mRNA mencakup tipe sel T kekebalan yang biasanya ditimbulkan oleh infeksi alami.
Selain itu, secara umum, infeksi virus alami diketahui mampu menginduksi perlindungan sel T yang berlangsung bertahun-tahun dan bahkan dalam dekade mendatang.
"Kami perlu melakukan studi lanjutan untuk mengkonfirmasi umur panjang respons sel T (sel kekebalan) terhadap vaksinasi, tetapi hasil kami di sini mendukung gagasan bahwa respons itu bisa bertahan lama," kata Wherry.
Baca juga: Ilmuwan Buktikan Kemampuan Sel T Menyerang Infeksi Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.