Kategori zat aktif atau bentuk persediaan Remdesivir:
Pada zat aktif Remdesivir, indikasi pengobatan bagi pasien dewasa dan anak-anak yang dirawat di Rumah Sakit yang telah terkonfirmasi Covid-19 dengan tingkat keparahan berat.
Kategori zat aktif Favipiravir tablet salut selaput:
Dari daftar tersebut, tidak ada nama obat Ivermectin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia mengeluarkan pedoman rekomendasi obat yang perlu diminum untuk merawat pasien terinfeksi Covid-19 di rumah.
Namun, kembali lagi, sama halnya dengan obat-obatan yang sudah diizinkan oleh BPOM, obat-obatan rekomendasi WHO Indonesia ini juga haruslah atas konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), serta dokter penanggung jawab pasien.
"Dalam keadaan apapun saat sakit, instruksi tenaga kesehatan Anda harus diikuti dengan tepat," tegas WHO Indonesia seperti dikutip Kompas.com melalui akun Instagram resminya @whoindonesia.
Obat yang perlu diminum pasien Covid-19 di rumah
1. Jika mengalami demam, nyeri otot, atau sakit kepala.
Umumnya, dosis orang dewasa umumnya 1 atau 2 tablet 500 mg atau 1 tablet 650 mg, maksimal 4 kali dalam 24 jam.
Jarak antardosis minimal empat jam.
Untuk usia di bawah 18 tahun atau berat badan di bawah 50 kg, tanyakan dosis maksimum kepada tenaga kesehatan
Jika demam berlanjut, tempelkan kain basah dingin di dahi.
2. Jika kadar oksigen 90 persen atau lebih, tetapi di bawah 94 persen
Baca juga: 6 Fakta Ivermectin, Obat Cacing yang Masih Diuji BPOM untuk Covid-19
3. Jika kadar oksigen Anda di bawah 90 persen, Anda mengalami gejala Covid-19 berat
Nah, jika kadar oksigen pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri atau perawatan di rumah sudah mencapai di bawah 90 persen angka saturasi oksigennya, maka segeralah hubungi penyedia pelayanan kesehatan atau minta segera dirawat di rumah sakit.
Dianjurkan juga untuk menggunakan oksigen dan minum steroid sesuai anjuran tenaga kesehatan jika tidak bisa segera dirawat di rumah sakit.
4. Infeksi sekunder
Terkadang, Covid-19 berat dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder dan infeksi jamur.
Jika demikian, tenaga kesehatan dapat menyarankan antibiotik atau antijamur, ikuti instruksi tersebut dengan ketat.
Ingat, jangan melakukan pengobatan sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.