KOMPAS.com - Oseltamivir tidak lagi menjadi standar perawatan Covid-19. Namun, obat ini masih bisa digunakan pada pasien Covid-19 yang diduga terinfeksi virus influenza. Hal ini merupakan rekomendasi yang disusun oleh lima organisasi profesi dokter di Indonesia.
Organisasi yang terlibat adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Baca juga: Perbedaan Oseltamivir dan Favipiravir untuk Mengobati Covid-19
Obat oseltamivir adalah salah satu obat yang sebelumnya diberikan pada pasien Covid-19 bergejala ringan hingga kritis. Namun, rekomendasi terbaru menyebutkan bahwa obat ini hanya diberikan pada pasien Covid-19 yang diduga terinfeksi virus Influenza.
Oseltamivir adalah obat untuk mengatasi infeksi influenza tipe A dan B. Obat ini mampu meredakan gejala influenza sehingga hanya menimbulkan gejala ringan serta memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk sembuh.
Obat ini juga bisa digunakan untuk mencegah penularan influenza jika seseorang kontak atau tinggal bersama pasien influenza. Namun perlu diingat bahwa influenza berbeda dengan pilek biasa. Maka dari itu, obat ini tidak bisa mengobati pilek biasa.
Baca juga: Tidak Hanya Plasma Konvalesen, Ini Pilihan Terapi Covid-19
Oseltamivir bekerja dengan menghambat enzim neuraminidase. Enzim ini berfungsi untuk replikasi virus sehingga virus dengan mudah menyebar di dalam tubuh manusia dan menyebabkan sakit.
Namun, pada virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, tidak diperlukan enzim neuraminidase. Oleh karena itu, obat ini tidak efektif untuk meredakan gejala Covid-19 dan hanya efektif jika pasien covid diduga memiliki infeksi sekunder yaitu infeksi influenza.
Oseltamivir tersedia dalam bentuk kapsul dan suspensi untuk dikonsumsi lewat mulut. Untuk mengobati influenza, obat ini harus diminum dua kali sehari selama 5 hari. Dokter akan menentukan jumlah dosis yang tepat untuk Anda. Obat ini hanya boleh diminum dengan resep dokter.
Obat ini sebaiknya diminum setelah makan. Jika dikonsumsi sebelum makan atau dalam keadaan perut kosong, biasanya pasien akan merasa sakit pada perutnya.
Mirip dengan antibiotik, dosis oseltamivir yang telah diberikan oleh dokter harus diminum sampai habis walaupun Anda sudah merasa lebih baik. Tidak menghabiskan obat atau terlewat meminum salah satu dosis obat bisa jadi membuat obat tidak bekerja dengan maksimal.
Baca juga: Alasan Wanita yang Pernah Hamil Tak Boleh Jadi Donor Plasma Konvalesen
Dilansir dari E-Medicine Health, berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada pasien:
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.