Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Tingkat Imun Bisa Prediksikan Risiko Infeksi Covid-19 Gejala Berat

Kompas.com - 25/02/2021, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rebecca Aicheler

MENGAPA kebanyakan orang pengidap virus Covid-19 punya gejala ringan bahkan tidak sama sekali, sementara beberapa di antaranya menjadi sakit parah masih menjadi misteri dan para ilmuwan sedang berusaha keras mencari tahu jawabannya.

Memiliki obesitas atau masalah kesehatan lain, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, diketahui dapat meningkatkan risiko terkena gejala Covid-19 berat. Tapi ini bukan keseluruhan cerita. Beberapa orang yang tampaknya sehat dapat menderita penyakit parah juga.

Pada awal 2020, para peneliti menemukan orang yang terkena Covid-19 kategori parah punya tingkat imun yang tidak wajar dalam darah.

Mereka termasuk sel-sel yang disebut “responden pertama”, seperti sel pembunuh alami, serta sel-sel yang berkembang setelah infeksi dan secara khusus menargetkan sel-sel yang terinfeksi coronavirus, seperti sel T.

Baca juga: Vaksinasi Tahap Kedua Indonesia, Apa Saja Efek Samping Vaksin Covid-19 pada Lansia?

Para ilmuwan juga menemukan bahwa pasien ini memiliki perubahan pada beberapa sitokin - protein yang mengatur respons kekebalan tubuh.

Sistem imun yang “tidak sesuai” ini, bisa mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dan juga organ lain seperti jantung, hati, dan otak.

Pada Covid-19 tingkat berat, kontrol yang biasa dilakukan pada sistem imun kita akan berubah. Namun, kerusakan pada organ tubuh bukan hanya disebabkan oleh virus saja melainkan oleh sistem kekebalan tubuh yang merespons virus.

Oleh karena itu, sangat penting mencari tahu siapa yang berisiko dan terkena respons hilangnya kekebalan tubuh ini sebelum gejala datang.

Respons yang berbeda

Sebuah riset baru yang belum dipublikasikan dalam jurnal sains, memberikan sedikit pencerahan atas hal ini. Peneliti dari Universitas Cambridge ini menemukan perubahan awal dari respons imun terhadap virus bisa digunakan untuk memprediksi siapa yang akan bergejala parah dan siapa yang tidak.

Penemuan tersebut dilakukan dengan mengambil 605 sampel dari 207 orang suspek Covid-19 dan 45 orang yang sehat. Kemudian sampel tersebut diukur respons imunnya selama 90 hari.

Pada tahap akhir riset, mereka membandingkan respons imun dari orang yang pernah bergejala berat Covid-19 dengan orang yang menderita penyakit ringan.

Mereka menemukan, di tahap infeksi awal, sistem imun dari orang suspek Covid-19 memproduksi sitokin inflamasi dalam tingkat yang lebih tinggi, seperti TNF-alpha, dibandingkan dengan gejala ringan.

Baca juga: Mengenal Komorbid dan Pengaruhnya terhadap Infeksi Covid-19

Orang dengan penyakit parah juga memiliki lebih sedikit sel kekebalan tubuh yang diketahui secara khusus menargetkan virus, seperti sel T dan sel B.

Artinya, pada awal infeksi, orang-orang dengan penyakit parah memiliki jumlah sel kekebalan yang lebih rendah yang dapat menargetkan virus dan mereka memiliki tingkat peradangan yang lebih tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com