Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Tingkat Imun Bisa Prediksikan Risiko Infeksi Covid-19 Gejala Berat

Kompas.com - 25/02/2021, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam darah orang yang terkena dampak terburuk, para ilmuwan mengamati perubahan respons kekebalan tubuh mereka pada saat timbulnya gejala - jauh sebelum mereka dirawat di rumah sakit.

Mereka memeriksa lebih dari 30 jenis sel kekebalan yang berbeda dan menemukan bahwa perubahan ini terjadi pada mungkin 13 subset sel yang berbeda.

Para peneliti juga menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi berat punya tingkat inflamasi di titik lokasi gejala mereka berkembang. Berbagai perubahan ini banyak bertahan pada pasien yang paling sakit parah 60 hari setelah gejala mereka dimulai.

Di sisi lain, pasien dengan gejala ringan atau bahkan tidak sama sekali ditemukan punya respons kekebalan adaptif awal dan kuat terhadap virus. Maksudnya, sistem kekebalan tubuh bisa mengidentifikasi infeksi dan kemudian menghasilkan sel T, sel B dan antibodi khusus untuk melawan virus.

Baca juga: Kenapa Penyintas Covid-19 Baru Disuntik Vaksin Setelah 3 Bulan?

Orang-orang ini menghasilkan komponen kekebalan tubuh pada minggu pertama infeksi dan dalam jumlah yang lebih besar daripada orang yang mengalami Covid yang lebih parah.

Setelah infeksi telah hilang, jumlah sel kekebalan tubuh yang merespons virus dengan cepat kembali normal. Tidak ada bukti pada orang-orang ini punya inflamasi sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan organ.

Orang yang memiliki penyakit berat memiliki respons kekebalan yang lebih lambat terhadap virus. Pada saat mereka mengembangkan gejala, respons kekebalan tubuh mereka sangat berbeda dari mereka yang memiliki penyakit ringan. Yang krusial, perubahan ini dapat digunakan untuk memprediksi hasil penyakit.

Prediksi awal

Penemuan ini penting untuk bisa mengetahui dan memitigasi pasien yang berpotensi punya risiko tinggi gejala Covid-19. Jika kita dapat mengetahui lebih awal potensi penyebaran suspek, langkah cepat dapat diambil untuk bisa memberi obat yang pas guna menghindari risiko lebih parah.

Ada kemungkinan juga bahwa perubahan terus-menerus dalam sistem kekebalan tubuh ini dapat memberikan wawasan tentang berapa lama Covid-19 berkembang.

Rebecca Aicheler

Senior Lecturer in Immunology, Cardiff Metropolitan University

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Studi baru temukan deteksi dini risiko infeksi COVID-19 gejala berat". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com