Selain itu, tiga spesies hiu, yakni hiu putih, hiu martil dan hiu martil besar, jumlahnya telah merosot tajam.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies-spesies tersebut telah diklasifikasikan terancam punah, yang artinya tingkat ancaman kepunahan tertinggi.
Profesor Nicholas Dulvy dari Simon Fraser University di British Columbia, Kanada, mengatakan hiu dan ikan pari di laut lepas berada pada risiko kepunahan yang sangat tinggi.
Bahkan, risiko tersebut melebihi keparahan ancaman kepunahan pada burung, mamalia maupun katak.
"Penangkapan hiu dan ikan pari yang berlebihan, membahayakan kesehatan ekosistem laut secara keseluruhan, serta ketahanan pangan untuk beberapa negara miskin di dunia," jelasnya.
Baca juga: Pembuatan Vaksin Corona Ancam Kehidupan Hiu, Kok Bisa?
Para ilmuwan telah mengumpulkan data global hiu dan ikan pari yang ditemukan di laut terbuka, namun bukan seperti hiu karang yang biasanya ditemukan di dekat pantai.
Mereka menyebut bahwa dari 1.200 jenis hiu dan ikan pari di dunia, 31 jenis di antaranya adalah jenis penjelajah samudra, yang menempuh jarak jauh untuk melintasi perairan.
"Ini adalah jenis predator laut lepas yang besar, penting, yang akan dikenal orang. Jenis hiu yang mungkin digambarkan orang sebagai yang menakjubkan dan paling karismatik," kata Dr Sherley.
Menurutnya, kemauan politik dibutuhkan untuk memulihkan populasi hiu dan ikan pari.
"Ilmu pengetahuan ada di sana, perlu ada kemauan untuk mengukur jumlah mereka, untuk menerapkan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam mengurangi penangkapan hiu, dan kemauan politik harus datang dari tekanan masyarakat," jelas Dr Sherley.
Baca juga: Unik dan Langka, Ada Ikan Pari Manta Berwarna Pink di Australia