Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hiu dan Ikan Pari di Ambang Kepunahan, Apa yang Bisa Dilakukan?

KOMPAS.com- Para ilmuwan kembali memperingatkan ancaman kepunahan hiu dan ikan pari di seluruh lautan di dunia.

Ancaman kepunahan kedua satwa laut ini terasa semakin cepat terjadi, dan kita akan semakin kehilangan kesempatan untuk menyelamatkannya.

Dikutip dari BBC Indonesia, Rabu (3/2/2021), jumlah hiu yang ada di laut terbuka, populasinya semakin menyusut hingga 71 persen hanya dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penyebab kian menyusutnya populasi hiu karena penangkapan yang berlebihan.

Sedikitnya, tiga perempat spesies hiu yang diteliti sekarang berada dalam kategori terancam punah.

Para peneliti mengatakan bahwa perlu tindakan cepat untuk mengamankan masa depan satwa laut yang luar biasa dan tidak tergantikan ini. Mereka menyerukan kepada berbagai negara untuk mulai menerapkan batasan penangkapan ikan di lautan.

Dr Richard Sherley dari Universitas Exeter, Inggris, salah satu peneliti mengatakan bahwa jumlah hiu di lautan kini semakin menyusut.

Tampaknya, kata dia, hal itu disebabkan oleh penangkapan ikan yang berlebihan.

"Itulah yang mendorong penurunan hingga 70 persen dalam waktu 50 tahun terakhir. Dari setiap 10 ekor hiu di lautan terbuka pada tahun 1970-an, hari ini kamu hanya menemukan tiga ekor saja, dari seluruh spesies ini," jelas Dr Sherley.

Hiu dan ikan pari ditangkap untuk diambil daging, sirip dan minyaknya.

Orang-orang juga menangkap spesies-spesies ini untuk sekadar aktivitas pemancingan rekreasi, atau tersangkut jaring kapal ikan yang sebenarnya tidak menargetkan mereka.

Peneliti mengungkapkan bahwa dari 31 jenis hiu yang diteliti, 24 jenis di antaranya saat ini berada di ambang kepunahan.

Selain itu, tiga spesies hiu, yakni hiu putih, hiu martil dan hiu martil besar, jumlahnya telah merosot tajam.

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies-spesies tersebut telah diklasifikasikan terancam punah, yang artinya tingkat ancaman kepunahan tertinggi.

Profesor Nicholas Dulvy dari Simon Fraser University di British Columbia, Kanada, mengatakan hiu dan ikan pari di laut lepas berada pada risiko kepunahan yang sangat tinggi.

Bahkan, risiko tersebut melebihi keparahan ancaman kepunahan pada burung, mamalia maupun katak.

"Penangkapan hiu dan ikan pari yang berlebihan, membahayakan kesehatan ekosistem laut secara keseluruhan, serta ketahanan pangan untuk beberapa negara miskin di dunia," jelasnya.

Tindakan segera cegah kepunahan

Para ilmuwan telah mengumpulkan data global hiu dan ikan pari yang ditemukan di laut terbuka, namun bukan seperti hiu karang yang biasanya ditemukan di dekat pantai.

Mereka menyebut bahwa dari 1.200 jenis hiu dan ikan pari di dunia, 31 jenis di antaranya adalah jenis penjelajah samudra, yang menempuh jarak jauh untuk melintasi perairan.

"Ini adalah jenis predator laut lepas yang besar, penting, yang akan dikenal orang. Jenis hiu yang mungkin digambarkan orang sebagai yang menakjubkan dan paling karismatik," kata Dr Sherley.

Menurutnya, kemauan politik dibutuhkan untuk memulihkan populasi hiu dan ikan pari.

"Ilmu pengetahuan ada di sana, perlu ada kemauan untuk mengukur jumlah mereka, untuk menerapkan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam mengurangi penangkapan hiu, dan kemauan politik harus datang dari tekanan masyarakat," jelas Dr Sherley.

Sonja Fordham, Presiden dari Shark Advocates International, yakni sebuah proyek nirlaba dari The Ocean Foundation, mengatakan bahwa sejumlah spesies termasuk hiu putih besar, populasinya sudah relatif membaik.

Salah satunya disebabkan adanya pembatasan penangkapan ikan berbasis sains.

"Usaha perlindungan yang relatif sederhana dapat membantu menyelamatkan hiu dan ikan pari, tapi waktunya sudah hampir habis," kata Fordham.

"Kami membutuhkan tindakan konservasi di seluruh dunia, untuk mencegah berbagai konsekuensi negatif yang tak terhitung jumlahnya, dan menjamin masa depan yang lebih cerah untuk hewan luar biasa dan tak tergantikan ini," imbuh dia.

Hiu berada di puncak rantai makanan, dan keberadaannya sangat krusial bagi kesehatan lautan.

Kepunahan mereka akan berdampak pada hewan laut lainnya, yang merupakan sumber makanan bagi manusia.

"Hiu dan ikan pari di laut lepas sangat berperan penting bagi kesehatan ekosistem laut, tapi karena mereka hidup tersembunyi di bawah permukaan laut, maka sulit untuk mengukur dan memantau status mereka," kata Nathan Pacoreau dari Simon Fraser University, Kanada.

Dalam penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature, Pacoreau mengatakan studi yang dilakukan telah menggambarkan teori global pertama dari kondisi spesies penting ini.

"Sedangkan, awalnya kami bermaksud menjadikan ini sebagai kartu laporan yang berguna, sekarang kami harus berharap ini juga dapat berfungsi sebagai peringatan mendesak untuk segera mengambil tindakan," jelas dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/03/120200023/hiu-dan-ikan-pari-di-ambang-kepunahan-apa-yang-bisa-dilakukan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke