KOMPAS.com- Mungkin Anda tidak asing dengan istilah turun peranakan. Istilah ini selalu dikaitkan dengan kondisi wanita yang kendur peranakannya setelah melahirkan.
Namun, ternyata istilah yang biasa dikenal dengan turun peranakan itu adalah kondisi perubahan posisi rahim dan organ panggul yang disebut Prolaps Organ Panggul.
Apa itu prolaps organ panggul?
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Uroginekologi RS Pondok Indah, dr Astrid Yunita SpOG(K) mengatakan, prolaps organ panggul (POP) atau turun peranakan adalah turun atau menonjolnya dinding vagina ke dalam liang vagina atau luar vagina.
Baca juga: Berapa Berat Badan Ideal untuk Ibu Hamil? Ini Kata Dokter
Turun atau menonjolnya dinding vagina itu, kemudian diikuti dengan organ-organ pelvik seperti rahim, kandung kemih, usus atau rektum, akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul.
Kondisi rahim yang turun, yang biasa dikenal dengan turun peranakan merupakan bagian dari penurunan organ panggul secara keseluruhan.
"Posisi rahim yang normal seharusnya berada tepat di atas vagina, namun posisi tersebut dapat berubah, menurun ke vagina dan hal ini dapat disertai penurunan organ panggul lainnya," kata Astrid.
Astrid menuturkan, prolaps uteri ini sebenarnya bisa terjadi pada wanita di usia berapapun.
Meski, diakaui dia, kondisi turunnya peranakan ini lebih banyak dialami oleh wanita pada usia yang telah menopause, atau wanita yang pernah melahirkan normal.
Astrid menyebutkan, prolaps ini dapat terjadi di tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan, yaitu sebagai berikut.
1. Prolaps anterior
Prolaps anterior ini adalah prolaps yang terjadi pada dinding vagina anterior seperti urethrokel dan sistokel.
Untuk diketahui, dilansir dari Hello sehat sistokel adalah kondisi dalam penyakit prolaps kandung kemih, di mana jaringan penyekat antara kandung kemih dan dinding vagina melemah, meregang, sehingga menyebabkan kandung kemih turun ke dalam vagina.