Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 14 Tahun Asal Texas Raih Penghargaan karena Molekul Virus Corona

Kompas.com - 22/10/2020, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, gadis 14 tahun asal Texas berhasil memenangkan kompetisi sains tingkat nasional untuk mengidentifikasi molekul yang dapat mengikat virus corona dan berpotensi menonaktifkannya.

Gadis jenius itu adalah Anika Chebrolu asal Frisco, Texas.

Dia menggunakan pemodelan komputer untuk mencari senyawa yang mengikat erat protein spike virus corona SARS-CoV-2.

Protein spike adalah struktur yang menonjol mirip paku di permukaan virus corona. Spike inilah yang menghubungkan virus ke sel manusia dan memicu infeksi.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia, 1.074 Relawan Telah Mendapat Dosis Kedua

Secara teori, senyawa semacam itu seharusnya mencegah virus menginfeksi sel.

Dilansir Science Alert, Kamis (22/10/2020), saat merancang obat antiviurs baru, para ilmuwan sering melakukan studi komputasi - seperti yang dilakukan Chebrolu - sebagai langkah pertama.

Atas karyanya yang mengesankan, Chebrolu mendapat hadiah pertama dalam 3M Young Scientist Challenge 2020, kompetisi sains di AS untuk siswa sekolah menengah.

Chebrolu mendaftar untuk kontes berbulan-bulan lalu saat masih di sekolah menengah, dengan niat awal mempelajari influenza, menurut wawancara video dengan KTVT, afiliasi CBS.

"Karena pandemi Covid-19 sangat parah dan sangat berdampak pada dunia dalam waktu singkat, saya dengan bantuan mentor, mengubah arah penelitian (yang tadinya mempelajari influenza) menjadi menargetkan virus SARS-CoV-2," katanya kepada CNN.

Sementara itu, menurut penututran Cindy Moss yang menjadi juri untuk 3M Young Scientist Challenge, Chebrolu mendapat penghargaan itu karena karyanya komprehensif dan telah memeriksa banyak database.

"Dia juga mengembangkan pemahaman tentang proses inovasi dan ini merupakan komunikator yang ahli. Kesediannya menggunakan waktu dan bakat untuk membantu dunia, memberi kita semua harapan," ujar Moss yang merupakan direktur senior inisiatif STEM global untuk Discovery Education kepada CNN.

Partikel virus corona Sars-CoV-2 di sel manusia.NIAID/Flickr, CC BY 2.0/Science Alert Partikel virus corona Sars-CoV-2 di sel manusia.

Chebrolu menerima hadiah sekitar Rp 367 juta karena memenangkan kompetisi tahun ini.

Mengidentifikasi molekul yang mengikat SARS-CoV-2 membutuhkan kerja keras dan proses panjang.

"Saya mulai dengan database lebih dari 698 juta senyawa," terang Chebrolu kepada KTVT.

Dia mengamati ratusan juta senyawa ini melalui pemutaran berulang di komputer, untuk menilai kemampuan pengikatan, struktur molekul, dan karakteristik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com