Ujian berupa virus corona telah membuat umat manusia harus mereformulasikan cara-cara ibadah. Tentu tanpa menghilangkan esensinya.
Konteks menjemput lailatul qadar juga harus dimaknai dengan berbagai cara. Umat Islam jangan hanya mencari lailatul qadar di antara pilar-pilar masjid.
Sudah sepatutnya kita mencarinya pada restu ayah ibu. Dengan cara menciptakan suka citanya pada saudara sebangsa kita. Memperbaiki silaturahim dengan menebar senyum mustadh'afin di sekitar kita.
Menjemput lailatul qadar bisa juga dengan menyingkirkan segala kezaliman, menegakkan keadilan pemimpin negara. Memberi kemudahan pada setiap manusia lain yang kesusahan.
Sebab, disadari atau tidak, perbuatan-perbuatan baik sekecil apa pun akan menyelamatkan dari akhir yang buruk.
Para pemimpin di berbagai level harus menjemput kemuliaan lailatul qadar dengan menjalankan amanah dengan baik. Presiden menerbitkan kebijakan yang menghadirkan kesejahteraan.
Menteri, Gubernur, Bupati, walikota, direksi perusahaan negeri/swasta. Para pemimpin organisasi di berbagai level, guru, pedagang dan petani, berlomba-lomba menebar kebaikan dengan menjalankan tugas sebagai Muslim dan warga negara yang taat konstitusi.
Pemerintah misalnya harus memastikan segala kebijakannya tidak membuat warganya menderita. Mendistribusikan bantuan sosial tepat sasaran.
Berusaha segigih mungkin menyelamatkan nyawa rakyatnya. Ibadah menjemput lailatul qadr harus bersenyawa di dalam hati dan pikiran para pemimpin negara dengan membuat kebijakan yang benar-benar mensejahterakan rakyatnya.
Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW telah bersabda:
Barang siapa yang beribadah pada lailatul qadar atas dasar iman dan mengharap Allah SWT, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Al-Bukhari).
Berdasarkan tersebut, harus kita jadikan refleksi sekaligus motivasi beribadah yang menyeluruh. Seraya memohon ampun, melantukan doa kepada Allah Azza Wajalla, istiqomah menebar kebaikan pada manusia lain dan semesta alam.
Bukan tidak mungkin atas ridho dan kasih Allah, segala kesulitan menghadapi musibah corona ini akan teratasi dengan baik.
Menikmati setiap ujian dengan mengerahkan daya akal, pikiran dan tenaga untuk menebar manfaat pada sesama. Mencerahkan umat manusia dan semesta alam.
Mari terus meneladani apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. Tingkatkan amal ibadah pada sepuluh hari terakhir ramadhan. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan malam lailatul qadar. (Sunanto, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.