Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ai Rahmayanti, S.Sos.I, M.Ag
PP ISNU

Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU)  | Ketua Departement Gender dan Budaya | Alumni Pasca Sarjana Ilmu Dakwah UIN Bandung

Hikmah Ramadhan: Kesalehan Sosial, Solusi Ketimpangan Gender dalam Keluarga Saat Pandemi

Kompas.com - 13/05/2020, 22:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Ai Rahmayanti, S.Sos.I, M.Ag*

WORK from home (WFH) di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bagi sebagian besar perempuan pekerja dirasakan menjadi beban ganda yang sangat berat. Mereka terbebani urusan domestik sekaligus urusan publik.

Mulai dari memasak di dapur, merapikan kasur, mengasuh anak, mengajar anak sekolah online serta mengerjakan tugasnya sebagai pekerja. Banyak suami yang hanya mengerjakan tugas publik saja, bahwa semua urusan rumah tangga dikerjakan istri.

Dampak berlipat bagi perempuan ini, yakni sebagai ibu dan istri, sekaligus pekerja, menjadikan dia harus memegang beban ganda dalam kondisi pandemi ini.

Stay at home ataupun #amandirumah ini juga tidak menjamin terbebas dari kekerasan karena pandemi Covid-19 diikuti dengan gelombang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang mengerikan dan ini terjadi berskala global.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Islam, Kepedulian, dan Semangat Pembebasan

Terbukti di beberapa negara, pengajuan perlindungan diri perempuan korban kekerasan melonjak tajam.

Kompas (9/2/2020) menyebutkan Australia mengalami peningkatan 40 persen permintaan bantuan dari pekerja perempuan di garis depan, Spanyol peningkatan 40 persen KDRT serta permintaan penampungan darurat, Singapura 33 persen, Perancis 30 persen, dan Argentina 25 persen pascakebijakan lockdown diberlakukan.

Begitu pula di Indonesia, LBH APIK dalam satu bulan mencatat 97 kasus pengaduan kekerasan terhadap perempuan semenjak pemberlakuan PSBB mulai 16 Maret sampai 19 April 2020. Ini membuktikan bahwa rumah pun belum tentu menjadi tempat aman, bahkan menjadi pilihan pahit perempuan-perempuan dengan pasangan yang kerap melakukan kekerasan.

Dari realita yang ada, ketimpangan gender membuat perempuan memiliki kerentanan berlipat di tengah pandemi. Untuk itu, perlu pendekatan sosial budaya dan pendekatan agama, agar terwujud keseimbangan peran domestik dan publik.

Sisi sosial budaya, maksudnya bagaimana setiap keluarga dalam situasi pandemi ini bisa bergotong-royong membagi tugas dan bekerjasama untuk mengelola kehidupan di rumah.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa Menjadi Sarana Hidup di Jalan Allah

Selama ini pemerintah lebih banyak mengimbau terkait kesehatan. Tetapi hal-hal yang bersifat sosial budaya jarang tersentuh, padahal problem sosial budaya jelas terdampak akibat pandemi ini.

Begitu pula dari sisi agama, apalagi bertepatan dengan momentum bulan Ramadan harus menjadi perwujudan eksistensi kesalehan individu sekaligus kesalehan sosial.

Hal ini bisa dimulai dari unsur terkecil dari kehidupan sosial kemasyarakatan, yakni keluarga. Dalam berkeluarga yang harus menjadi dasar relasi adalah prinsip keadilan dan kesalingan yang bersumber pada nilai mawaddah dan rahmah (cinta kasih ).

Mawaddah yaitu cinta kasih yang melahirkan kemaslahatan atau kebaikan bagi pihak yang mencintai. Perasaan cinta yang melahirkan keinginan untuk membahagiakan dirinya sendiri. Seperti ungkapan “aku ingin menikahimu karena aku bahagia bersamamu” artinya ingin dicintai dan dilayani.

Rasa mawaddah ini saja tidak cukup, karena orang yang mencintai hanya peduli pada kebahagiaan dirinya sendiri sehingga mungkin abai pada kebahagiaan orang yang dicintainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com