Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hikmah Ramadhan: Kebaikan Semesta Menjemput Lailatul Qadar

Salah satu sebabnya karena pada salah satu malamnya terdapat lailatul qadar, malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Sebagian ulama berpendapat, pada malam tersebut Allah SWT menentukan nasib seseorang pada periode satu tahun mendatang.

Tidak ada seorang pun dapat mengetahui kapan datangnya lailatul qadar. Nabi Muhamammad SAW hanya memberikan ciri-cirinya. Umat Islam diperintahkan untuk meningkatkan ibadahnya, seraya memohon pada Allah Yang Maha Kuasa agar diberikan kemampuan meraih lailatul qadar.

Tidak terasa, hampir semua umat Muslim di dunia sudah menjalani 20 hari puasa. Artinya tak terasa ramadhan telah berada di ujung waktu.

Tidak lebih dari 10 hari ke depan bulan mulia dan penuh keberkahan ini akan ditinggalkan. Semoga Allah SWT menerima segala aktivitas ibadah kita.

Umat Islam mendapatkan banyak informasi terkait keutamaan 10 hari terakhir bulan nan penuh ampunan ramadhan. Allah SWT menggambarkan tentang lailatul qadar dalam Al Quran Surat Al-Qadr ayat 1-5:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari malam seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Dalam keterangan lain, hadis Rasulullah SAW menyatakan, jika seorang Muslim beribadah pada malam tersebut, berarti ia mendapat fadhilah ibadah selama 83 tahun lebih, sedangkan belum tentu seorang Muslim bisa hidup selama itu. Allah SWT menyiapkan anugerah yang sangat istimewa untuk umat-Nya.

Ada beberapa hadis yang menyebutkan tentang waktu terjadinya lailatul qadar itu. Di antaranya adalah riwayat Abu Sa’id al-Khudri di mana Rasulullah SAW menyatakan: “Carilah lailatul qadar itu pada 10 terakhir dari bulan ramadhan. Carilah pada malam ke 29, 27, dan 25.”

Pada hadis lain, Rasulullah SAW memerintahkan untuk mencari malam lailatu qadar itu pada sepuluh terakhir dari setiap malam ganjil. Ada juga hadis yang menyatakan bahwa malam lailatul qadar itu terjadi pada malam 21, malam 23, malam 25, malam 27, malam 29 dan akhir malam Ramadhan.

Dengan informasi keutamaan lailatul qadar, ironisnya justru psikologi dan daya fisik untuk menambah perbendaharaan ibadah ruhaniah kebanyakan Muslim turun drastis pada fase sepuluh hari terakhir.

Lailatul Qadar dan kebaikan semesta

Ibadah bulan suci Ramadhan tahun ini terasa sangat istimewa karena berbeda dengan Ramadhan sebelumnya. Musibah pandemi corona baru (Covid-19) telah mengubah segala aktivitas dan tata nilai kehidupan umat manusia. Termasuk umat Islam di Indonesia.

Tak hanya sendi-sendi kehidupan politik, ekonomi dan sosial yang berubah. Ritus ibadah yang biasanya di masjid juga berubah.

Tradisi pengajian dan berbuka bersama ditiadakan. Bahkan akibat virus mematikan, mudik jelang kedatangan Hari Raya Idul Fitri juga tidak bisa kita lakukan. Pemerintah telah melarang dengan tujuan mencegah penyebaran virus di daerah.

Ujian berupa virus corona telah membuat umat manusia harus mereformulasikan cara-cara ibadah. Tentu tanpa menghilangkan esensinya.

Konteks menjemput lailatul qadar juga harus dimaknai dengan berbagai cara. Umat Islam jangan hanya mencari lailatul qadar di antara pilar-pilar masjid.

Sudah sepatutnya kita mencarinya pada restu ayah ibu. Dengan cara menciptakan suka citanya pada saudara sebangsa kita. Memperbaiki silaturahim dengan menebar senyum mustadh'afin di sekitar kita.

Menjemput lailatul qadar bisa juga dengan menyingkirkan segala kezaliman, menegakkan keadilan pemimpin negara. Memberi kemudahan pada setiap manusia lain yang kesusahan.

Sebab, disadari atau tidak, perbuatan-perbuatan baik sekecil apa pun akan menyelamatkan dari akhir yang buruk.

Para pemimpin di berbagai level harus menjemput kemuliaan lailatul qadar dengan menjalankan amanah dengan baik. Presiden menerbitkan kebijakan yang menghadirkan kesejahteraan.

Menteri, Gubernur, Bupati, walikota, direksi perusahaan negeri/swasta. Para pemimpin organisasi di berbagai level, guru, pedagang dan petani, berlomba-lomba menebar kebaikan dengan menjalankan tugas sebagai Muslim dan warga negara yang taat konstitusi.

Pemerintah misalnya harus memastikan segala kebijakannya tidak membuat warganya menderita. Mendistribusikan bantuan sosial tepat sasaran.

Berusaha segigih mungkin menyelamatkan nyawa rakyatnya. Ibadah menjemput lailatul qadr harus bersenyawa di dalam hati dan pikiran para pemimpin negara dengan membuat kebijakan yang benar-benar mensejahterakan rakyatnya.

Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW telah bersabda:

Barang siapa yang beribadah pada lailatul qadar atas dasar iman dan mengharap Allah SWT, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Al-Bukhari).

Berdasarkan tersebut, harus kita jadikan refleksi sekaligus motivasi beribadah yang menyeluruh. Seraya memohon ampun, melantukan doa kepada Allah Azza Wajalla, istiqomah menebar kebaikan pada manusia lain dan semesta alam.

Bukan tidak mungkin atas ridho dan kasih Allah, segala kesulitan menghadapi musibah corona ini akan teratasi dengan baik.

Menikmati setiap ujian dengan mengerahkan daya akal, pikiran dan tenaga untuk menebar manfaat pada sesama. Mencerahkan umat manusia dan semesta alam.

Mari terus meneladani apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. Tingkatkan amal ibadah pada sepuluh hari terakhir ramadhan. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan malam lailatul qadar. (Sunanto, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah)

 

https://www.kompas.com/ramadhan/read/2020/05/14/194641472/hikmah-ramadhan-kebaikan-semesta-menjemput-lailatul-qadar

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke