Adapun fenomena turunnya permukaan tanah di pesisir utara Pulau Jawa lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan selatan Jawa yang struktur geologinya cenderung berbukit.
“Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya adalah kota-kota pesisir utara Jawa yang
paling rawan terhadap penurunan tanah ekstrem hingga tahun 2050," tuturnya.
Penurunan muka tanah di Pekalongan paling tajam yakni 2,1 cm sampai 11 cm per tahun, disusul Surabaya dengan 0,3 cm sampai 4,3 cm per tahun.
Kemudian Semarang berkisar 0,9 cm hingga 6 cm per tahun, dan Kota Cirebon antara 0,1 cm hingga 4,3 cm per tahun.
Sementara Bandung dan DKI Jakarta, masing-masing berkisar 0,1 cm-4,3 cm per tahun dan 0,1-8 cm per tahun.
Baca juga: Ini Langkah Mitigasi agar Jakarta Tak Tenggelam
Eddy menjelaskan, kondisi morfologi daerah pesisir yang relatif datar membuat hampir seluruh aktivitas pembangunan infrastruktur jalan dan perekonomian dipusatkan di utara Jawa.
Hal itulah yang membuat tanah menjadi terbebani. Sebab, keberadaan bangunan dan penggunaan air tanah menjadi lebih intensif dibandingkan dengan wilayah lain.
"Untuk itu, upaya mitigasi dengan kebijakan penggunaan air tanah, penanaman mangrove, dan pencegahan perusakan lingkungan harus segera dilakukan," tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.