Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muka Tanah Pekalongan Turun Paling Tajam, hingga 11 Cm Per Tahun

Kompas.com - 16/09/2021, 21:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Pekalongan menjadi wilayah yang mengalami penurunan muka tanah (land subsidence) paling tajam ketimbang daerah lain yang berada di Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Peneliti Ahli Utama Bidang Teknologi Penginderaan Jauh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rokhis Khomarudin mengatakan, muka tanah di wilayah itu turun sekitar 2,1 cm hingga 11 cm per tahun.

"Kota Pekalongan ini cukup paling besar (turun muka tanahnya) berkisar 2,1 sampai 11 cm per tahun," ujar Rokhis dalam webinar, Kamis (16/9/2021).

Kemudian, Surabaya berkisar 0,3 cm hingga 4,3 cm per tahun, Semarang berkisar 0,9 cm hingga 6 cm per tahun, dan Kota Cirebon antara 0,1 cm hingga 4,3 cm per tahun.

Sementara Bandung dan DKI Jakarta, masing-masing berkisar 0,1 cm-4,3 cm per tahun dan 0,1 cm-8 cm per tahun.

Baca juga: Mengkhawatirkan, Muka Tanah Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya Turun Paling Ekstrem


Jika dilihat dari satelit tahun 1993-2021, Pekalongan menjadi wilayah dengan pertumbuhan pemukiman yang cukup besar dan berada di tanah lunak.

Hal ini menjadi berbahaya karena membuka potensi peningkatan banjir rob di wilayah tersebut.

"Kalau banjir terjadi di daerah permukiman, pasti orang akan ribut karena di situ banyak yang beraktivitas," paparnya.

Sementara jika terjadi banjir rob di luar pemukiman, kata Rokhis, maka tidak akan menjadi permasalahan yang besar.

Untuk diketahui, wilayah yang termasuk dalam Pantura Jawa yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya.

Baca juga: Ini Langkah Mitigasi agar Jakarta Tak Tenggelam

Penurunan muka tanah merupakan salah satu dari permasalahan wilayah itu.

Di samping penurunan muka tanah, Pantura Jawa juga mempunyai masalah lain seperti perkembangan dan eksploitasi pemanfaatan lahan yang relatif cepat.

Selanjutnya, perubahan pemukiman, perubahan hutan mangrove (hutan baku), dan perubahan garis pantai.

Selain itu, wilayah ini juga didominasi tanah lunak yang tersusun oleh endapan aluvial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com