Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Cabai Hidroponik Sistem Wick Pakai Botol Bekas

Kompas.com - 28/03/2023, 14:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam cabai dapat dilakukan di rumah, baik di halaman rumah maupun di pot. Namun demikian, jika Anda memiliki keterbatasan lahan, maka menanam cabai dengan sistem hidroponik bisa menjadi pilihan.

Anda pun bisa memanfaatkan limbah untuk menanam cabai hidroponik, yakni dengan menggunakan botol bekas, baik botol bekas air mineral maupun botol bekas lainnya.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (28/3/2023), berikut cara menanam cabai hidroponik wick dengan menggunakan botol bekas.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida dari Bawang Putih, Basmi Ulat Tanaman Cabai

Ilustrasi tanaman cabai, pohon cabai, menanam cabai.SHUTTERSTOCK/AISYAQILUMARANAS Ilustrasi tanaman cabai, pohon cabai, menanam cabai.

Bahan dan alat yang dibutuhkan

  • Botol bekas air mineral (jumlahnya sesuaikan dengan kebutuhan)
  • Media tanam seperti arang sekam, cocopeat atau pecahan batu bata
  • Kain flanel (sumbu)
  • Nutrisi hidroponik untuk tanaman buah
  • Gunting, pisau, atau cutter
  • Air sesuai kebutuhan
  • Cat warna hitam atau plastik hitam

1. Persiapan tandon, pot, dan pemasangan sumbu

Setelah semua alat bahan dipersiapkan, langkah selanjutnya adalah memotong botol bekas menjadi dua bagian.

Bagian atas (bagian mulut botol) digunakan sebagai pot, sedangkan bagian bawah digunakan sebagai tandon nutrisi. Potong sepertiga bagian atas botol bekas, kemudian dilubangi sebanyak mungkin pada sekitar leher botol.

Baca juga: Cara Tepat Memberi Pupuk untuk Tanaman Cabai yang Baru Tumbuh

Lubangi dinding botol tandon sebesar pensil atau diameter lubang sekitar 5 mm. Lubang dibuat 10 cm dari dasar botol.

Ilustrasi tanaman cabai.Shutterstock/Worraket Ilustrasi tanaman cabai.

Lubang ini berguna sebagai keluar masuknya udara supaya bagian dalam botol tidak pengap dan akar cukup mendapatkan oksigen.

Potong kain flanel dengan ukuran lebar 2,5 sampai 3 cm dan panjang 15 cm atau lebih. Usahakan kain flanel atau sumbu menyentuh dasar botol tandon ketika dipasang.

Pasang kain flanel pada bagian botol yang fungsikan sebagai pot.

Baca juga: 5 Jamur yang Sering Menyerang Tanaman Cabai, Bisa Bikin Layu dan Mati

2. Persiapan bibit cabai hidroponik

Bibit cabai hidroponik disemai terlebih dahulu dengan media semai arang sekam, cocopeat, rockwool, atau media tanam hidroponik lainnya.

Benih cabai hidroponik yang digunakan tergantung selera atau tergantung benih yang tersedia. Benih bisa dibuat sendiri dengan memanfaatkan cabai yang ada didapur atau membeli benih hibrida.

Bila benih membuat sendiri pilihlah cabai yang bagus, dengan ciri-ciri warna kulit merah sempurna, tidak berpenyakit dan sudah cukup tua.

Benih kemudian disemai pada media semai. Sambil menunggu bibit cabai hidroponik siap untuk ditanam, persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Baca juga: Simak, 8 Tips Menanam Cabai di Pot agar Buahnya Lebat

Letakkan semaian bibit cabai hidroponik pada tempat yang terlindung dari hujan tapi cukup mendapatkan sinar matahari. Sejak bibit cabai berumur 15 hari, perkenalkan dengan sinar matahari langsung secara bertahap supaya bibit tidak etiolasi dan berbatang.

Umur bibit cabai siap tanam antara 25 sampai 30 hari setelah semai.

3. Menanam cabai hidroponik di botol bekas

Menanam cabai hidroponik dilakukan jika bibit sudah cukup umur dan siap untuk dipindahkan ke media tanam. Berikut cara menanam bibit cabai hidroponik di botol bekas.

Pertama, siapkan media tanam, misalnya pecahan batu bata. Batu bata kemudian dipecah kecil-kecil supaya padat dan tidak banyak rongga saat dimasukkan ke dalam pot.

Ilustrasi tanaman cabai.WIKIMEDIA COMMONS/SREENI.KAKI Ilustrasi tanaman cabai.

Buka polybag semai dengan hati-hati supaya akar bibit cabai tidak terputus atau rusak. Kemudian, masukkan atau tanam pada pot yang sudah disiapkan.

Masukkan media tanam ke dalam pot sampai penuh. Usahakan bibit cabai ditanam dengan kokoh supaya dapat berdiri tegak dan tidak roboh.

Baca juga: Cara Menyimpan Cabai Dalam Kulkas agar Tahan Lama hingga 3 Bulan

Buat larutan nutrisi hidroponik secukupnya, dan masukkan larutan nutrisi tersebut ke dalam tandon. Isi nutrisi pada tandon sebatas lubang yang ada pada dinding tandon.

Selanjutkan, letakkan pot pada tandon. Letakkan tanaman cabai hidroponik pada tempat yang terkena sinar matahari secara langsung supaya tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik.

Untuk mencegah tumbuhnya lumut dicdalam tandon, sebaiknya tandon dicat warna gelap atau ditutup atau dilapisi menggunakan plastik hitam.

Untuk menjaga suhu larutan nutrisi tetap dingin disiang hari, tandon dilapisi atau dibalut menggunakan kain tebal yang dibasahi, kardus, atau styrofoam.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai, Apa Saja?

4. Dosis nutrisi cabai hidroponik botol bekas

Dosis yang tepat bagi nutrisi tanaan sangan pnting. Berikut ini dosis nutrisi tanaman cabai hidroponik di botol bekas dari awal hingga berbuah.

  • Minggu ke-1 : di awal tanam dosis nutrisi cukup 500 ppm (setara dengan 2,5 ml nutrisi a + 2,5 ml nutrisi b per 1 liter air)
  • Minggu ke-2 : dosis nutrisi 600 ppm (setara dengan 3 ml nutrisi a + 3 ml nutrisi b per 1 liter air)
  • Minggu ke-3 : dosis nutrisi 700 ppm (setara dengan 3,5 ml nutrisi a + 3,5 ml nutrisi b per 1 liter air)
  • Minggu ke-4 : dosis nutrisi 800 ppm (setara dengan 4 ml nutrisi a + 4 ml nutrisi b per 1 liter air)

Ilustrasi menanam cabai hidroponik. SHUTTERSTOCK/APRILSDBTR Ilustrasi menanam cabai hidroponik.

  • Minggu ke-5 : dosis nutrisi 1000 ppm (setara dengan 5 ml nutrisi a + 5 ml nutrisi b per 1 liter air)
  • Minggu ke-6 : dosis nutrisi 1200 ppm (setara dengan 6 ml nutrisi a + 6 ml nutrisi b per 1 liter air)
  • Minggu ke-7 : dosis nutrisi 1400 ppm (setara dengan 7 ml nutrisi a + 7 ml nutrisi b per 1 liter air)
  • Minggu ke-8 sampai panen : dosis nutrisi 1600 ppm (setara dengan 8 ml nutrisi a + 8 ml nutrisi b per 1 liter air)

Baca juga: 4 Penyebab Daun Cabai Rontok dan Cara Menanganinya

5. Perawatan cabai hidroponik di botol bekas

perawatan dan pemeliharaan tanaman cabai hidroponik di botol bekas tidak jauh berbeda dengan cara merawat tanaman cabai pada umumnya.

Yang terpenting adalah memperhatikan ketersediaan nutrisi dicdalam tandon. Tandon harus sering dicek dan segera tambahkan larutan nutrisi jika isinya berkurang.

Pada awal tanam hingga tanaman berumur satu minggu penyerapan nutrisi masih sedikit, tidak habis 500 ml dalam seminggu. Namun, pada minggu kedua dan seterusnya tanaman cabai semakin banyak menyerap nutrisi.

Untuk itu pengecekan harus lebih sering dilakukan. Semakin banyak umur tanaman pohon cabai akan semakin besar dan semakin banyak menyerap nutrisi setiap harinya.

Baca juga: Panduan Memangkas Tanaman Cabai dan Manfaatnya

Menjaga suhu larutan nutrisi tetap dingin disiang hari uga perlu diperhatikan sebagai langkah perawatan. Bila suhu nutrisi tinggi atau panas tanaman akan layu dan pertumbuhannya akan terhambat.

Tandon sebaiknya dilapisi menggunakan kain tebal yang dibasahi, menggunakan kardus bekas beberapa lapis atau styrofoam. Dengan cara ini suhu larutan nutrisi akan tetap dingin meskipun sinar matahari sangat terik pada siang hari.

6. Penanggulangan hama dan penyakit tanaman cabai hidroponik

Ilustrasi hama kutu daun. SHUTTERSTOCK/VERA LARINA Ilustrasi hama kutu daun.

Organisme pengganggu tanaman akan muncul meskipun pada tanaman cabai yang ditanam dengan sistem hidroponik.

Seperti hama dan penyakit tanaman cabai pada umumnya, kendala yang sering ditemui dalam berbudidaya cabai hidroponik antara lain serangan hama tungau, thrips atau aphids (kutu daun) yang menyebabkan daun tanaman cabai keriting.

Baca juga: Teknik Pemupukan Cabai Rawit ala Petani agar Berbuah Lebat

Penanganannya bisa dilakukan penyemprotan menggunakan larutan air tembakau dan bawang putih atau jika perlu menggunakan akarisida berbahan aktif profenofos, piridaben atau abamectin.

Adapun penyakit tanaman cabai yang paling sering dijumpai antara lain bercak daun, busuk batang, busuk akar, busuk kuncup atau mati pucuk, busuk buah alias antraknosa atau patek, dan penyakit busuk bakteri.

Lakukan pengendalian secara manual dengan membuang atau memotong bagian tanaman yang terserang atau disemprot menggunakan fungisida dan bakterisida yang sesuai.

7. Panen cabai

Sama halnya dengan umur tanaman cabai menggunakan tanah, tanaman cabai hidroponik jika ingin dipanen hijau bisa dipetik ketika berumur 75 hingga 80 hari setelah tanam.

Baca juga: Simak, Cara Menangani Penyakit Patek pada Tanaman Cabai

Adapun jika ingin dipanen sebagai cabai merah, buah cabai hidroponik bisa dipanen mulai umur 110 hari setelah tanam, tergantung varietas yang ditanam.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com