Di jejaring sosial X, Gubernur negara bagian Rio, Claudio Castro, memuji tindakan polisi yang "patut dicontoh" dalam mengakhiri drama tersebut.
Sebagaimana dilansir AFP, gambar-gambar yang ditayangkan di televisi lokal menunjukkan adegan-adegan kacau di terminal ketika para penumpang yang ketakutan berhamburan dan sebuah bus biru tetap tidak bergerak di tengah-tengah tempat parkir yang kosong.
"Seorang pria mengeluarkan pistol, mulai menembak dan memasuki bus. Saya memiliki dua teman di bus ini, semua orang putus asa, kami tidak tahu apa yang akan terjadi," kata seorang saksi mata kepada Globo menjelang pembebasan para penumpang.
Meski begitu, pembajakan bus bukan hal yang baru di Rio.
Baca juga: Kronologi Brasil-Israel Bersitegang soal Gaza
Pada 2019, seorang pembajak yang bersenjatakan pistol palsu menyandera para penumpang bus di sebuah jembatan di luar kota selama hampir empat jam sebelum akhirnya ditembak mati oleh penembak jitu polisi.
Pada 2011, insiden serupa menyebabkan tiga orang terluka di jantung kota paling ikonik di Brasil itu, yang telah lama dilanda tingkat kejahatan yang tinggi yang terkait dengan kemiskinan dan ketidaksetaraan.
Pada 2000, seorang penyandera dan seorang tawanan terbunuh dalam pembajakan bus lainnya yang disiarkan secara langsung kepada penonton yang antusias dan menginspirasi film "Last Stop 174" pada 2008.
Favela-favela di Rio, yang memadati lereng-lereng bukit di wilayah metropolitan, yang seringkali menghadap ke pantai-pantai yang indah seperti di kartu pos dan pegunungan yang rimbun, bagaimanapun merupakan pusat dari geng-geng dan kekerasan yang berkaitan dengan obat-obatan terlarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.