Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Fasnacht, Karnaval Terbesar di Swiss yang "Melumpuhkan" Kota...

Kompas.com - 13/02/2024, 19:01 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

BERN, KOMPAS.com - Fasnacht adalah karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang ke negara tersebut, tidak terkecuali pada tahun ini.

Luna Lucesco adalah salah satunya. Ia sengaja terbang dari Lofoten, sebuah pulau di Norwegia, dengan tujuan tunggal.

"Yes, untuk merasakan Fasnacht," katanya kepada Kompas.com, Senin (12/2/2024).

Baca juga: 76 Surat Suara Pemilu Indonesia 2024 di Swiss Kembali ke Pengirim

Maka, Luna pun bertekad akan terus mendatangi karnaval selama sepekan.

Tak ketinggalan, ia ikut mengenakan kostum beraneka rupa yang sudah disiapkan dari Lofoten.

"Saya juga akan beli kostum baru disini," katanya.

Fasnacht di Lucerne bukan karnaval sembarangan. Selama sepekan, kota Lucerne yang rapi, akan berantakan.

Sampah akan ada di mana mana, dari pecahan bekas botol vodka, hingga serpihan konfeti, kertas warna-warna yang sering dilemparkan ke rambut orang.

Fasnacht telah dimulai pada Kamis (8/2/2024) pukul 04.00 waktu setempat dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).

Fasnacht adalah karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang, tidak terkecuali pada tahun ini. Pada tahun ini, karnaval telah dimulai sejak Kamis (8/2/2024) dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Fasnacht adalah karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang, tidak terkecuali pada tahun ini. Pada tahun ini, karnaval telah dimulai sejak Kamis (8/2/2024) dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).

Ketika karnaval dimulai, jalanan utama di kota Lucerne pun lumpuh, bahkan akan ditutup empat kali dalam sepekan agar orang-orang yang hendak mengikuti Fasnacht mendapatkan kebebasannya.

Jika karnaval berakhir di jalanan utama, pesta akan dilanjutkan di sudut tembok kota tua Lucerne, sampai fajar tiba.

Mereka menari, menyanyi, dan tertawa bersama.

Orang Swiss yang terkenal sangat tertutup, dalam fasnacht menjadi tiba-tiba ramah, dan banyak tertawa.

"Untuk kostum, Swiss paling bagus. Untuk atmosfer, Spanyol lebih ramai," kata Luna yang wira-wiri jika ada karnaval di pojok dunia.

Baca juga: Pemilu 2024: Foto Suasana WNI Nyoblos di Swiss, Unik Dilengkapi Bazar Makanan

Meskipun karnaval di Venezia terlihat lebih elegan, bagi Luna, aura di sana tidak sekuat di Lucerne.

"Mereka lebih aristokratis di Venezia," katanya.

Jerman, yang juga ada Fasching -karnaval dalam bahasa setempat- bagi Luna, terlalu banyak minum alkohol.

"Saya lebih suka di sini, di Swiss, meskipun banyak teman mengatakan mengapa ke Swiss, yang terkenal sangat tertutup," imbuhnya.

Hal serupa diungkapkan Francois, perempuan yang tinggal di Paris.

Fasnacht adalah karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang, tidak terkecuali pada tahun ini. Pada tahun ini, karnaval telah dimulai sejak Kamis (8/2/2024) dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Fasnacht adalah karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang, tidak terkecuali pada tahun ini. Pada tahun ini, karnaval telah dimulai sejak Kamis (8/2/2024) dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).

"Saya selalu ke Lucerne kalau Fasnacht," katanya.

Francois datang tidak hanya berkostum, namun juga bersama grup musiknya, genderang dari Afrika.

"We want just fun, fun, and fun," katanya.

Sepekan ini, Lucerne tiap hari berganti wajah.

Dari sore porak poranda, menjelang fajar pasukan kuning dengan sangat cepat akan membersihkan kembali kota turisme ini. Berantakan akan dirapikan, kotor disapu bersih, selama sepekan.

Turis asal Jakarta

Fitri, turis asal Jakarta mengaku kaget dengan kegiatan ini.

Karena tidak suka dengan keributan, dia memilih pindah ke Zermatt.

Baca juga: Saat Warkop ala Indonesia Makin Eksis di Swiss...

"Saya tidak menyangka dari sore hingga pagi, lalu kembali ritual yang sama, tiap hari, ratusan ribu orang," katanya.

Karnaval ini nyatanya tidak hanya pecah di Lucerne.

Kegiatan serupa juga terjadi di desa, kecamatan, dan kabupaten di Swiss Tengah.

Peserta Fasnacht, karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang, tidak terkecuali pada 2024. Pada tahun ini, karnaval telah dimulai sejak Kamis (8/2/2024) dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Peserta Fasnacht, karnaval terbesar di Swiss. Acara itu seringkali menarik animo masyarakat dunia untuk datang, tidak terkecuali pada 2024. Pada tahun ini, karnaval telah dimulai sejak Kamis (8/2/2024) dan baru akan berakhir pada Rabu (14/2/2024).

"Namun puncaknya memang di Lucerne, dari desa-desa itu, mereka akan berkumpul di Lucerne," kata Helene, warga Lucerne.

Namun tidak semua menyukai Fasnacht.

Warga Swiss Tengah yang tak tahan dengan hingar bingar, memilih meninggalkan Swiss Tengah.

"Saya lari dari Lucerne, ke gunung, main ski," ujar Tanja Tobler, warga Lucerne.

Setelah sepekan hinggar bingar di Lucerne, bukan berarti karnaval ini akan usai.

"Pindah ke Basel, selama seminggu juga. Hanya disana lebih kultural. Bagi saya membosankan. Kalau di Lucerne, kita bisa menari sampai pagi," kata Luna.

Fasnacht adalah ritual kuno Eropa, yang menandai pengusiran musim dingin dengan suara dan cahaya.

Baca juga: Presiden Israel Dikenai Tuntutan Pidana di Swiss

Musik yang pekak dan cahaya gemerlap, sebelum masehi, dipercaya bisa mengusir roh jahat.

Kini Fasnacht berubah menjadi pesta untuk riang gembira.

"Siapa yang suka, boleh ikut. Yang tidak tahan hingar bingar bisa liburan ke tempat lain," kata Helene.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com