Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perang Israel-Hamas, Pariwisata di Timur Tengah Lesu

Kompas.com - 05/12/2023, 22:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Mohamed Farhan & Cathrin Schaer/DW Indonesia

SHARM EL SHEIKH, KOMPAS.com - Julukan sebagai Madinah Al Salam atau "kota perdamaian” tidak menyelamatkan Sharm El Sheikh di Mesir dari dampak perang di Jalur Gaza.

Tahun ini, kawasan wisata di tepi Laut Merah itu dhindari wisatawan mancanegara, terutama dari Israel dan Eropa yang saban musim dingin berbondong-bondong mencari kehangatan di selatan.

Pariwisata sejatinya menyumbang antara 10-15 persen kepada pendapatan negara tahunan di Mesir. Perannya sebagai penggerak ekonomi terutama diperlukan saat ini, ketika Mesir kesulitan merangsang pertumbuhan di tengah beban utang yang tinggi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Perbatasan Rafah, Jalur Penyelamat Warga Gaza

"Pariwisata bukan cuma menjadi sumber pendapatan utama bagi para pekerja di sektor pariwisata, tetapi juga ikut menafkahi bagi sektor lain, seperti di layanan taksi, supermarket dan taman hiburan,” kata Moustafa Hassan, seorang manajer restoran di Sharm El Sheikh.

Saat ini, penurunan angka wisatawan belum terlihat mencolok, terutama karena didorong larangan pembatalan bagi paket wisata murah yang sudah dipesan. Namun jumlah reservasi sudah berkurang drastis sejak dua bulan terakhir. Tren ini diyakini akan menetap untuk sementara waktu.

Prospek muram di kawasan

Menurut konsultan keuangan di Dubai dan Beirut, Nasser Saidi & Associates, sejak awal Oktober pembelian tiket pesawat menuju Mesir telah turun sebanyak 26 persen.

Adapun pemesanan tiket ke Yordania anjlok sebesar 49 persen dan ke Lebanon 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lebanon sudah kehilangan daya tarik sejak ledakan di pelabuhan Beirut tahun 2020 yang dibarengi krisis ekonomi berkepanjangan. Belum lama ini, Pemerintah AS menerbitkan peringatan perjalanan ke Lebanon dengan alasan konflik antara Israel dan Hezbollah.

Akibatnya, pada musim panas 2023 lalu jumlah wisatawan asing di Lebanon anjlok. Media lokal melaporkan, tingkat hunian hotel berkisar antara nol hingga tujuh persen, dibandingkan dengan masa normal di mana setidaknya seperempat kamar hotel terisi.

Baca juga: Siapa Hezbollah dan Kenapa Terlibat Perang Israel-Hamas?

Pariwisata Yordania "lesu"

Yordania juga menerima pembatalan untuk hampir separuh reservasi hotel pada Oktober, menurut Hussein Helalat, juru bicara Asosiasi Hotel Yordania.

Setelah akhirnya pulih dari dampak pandemi Covid-19, pelaku bisnis perhotelan berharap tingkat hunian akan mencapai 95 persen pada kuartal terakhir tahun ini. Namun, harapan itu meleset jauh dengan tingkat hunian yang mentok di angka 80 persen, kata Helalat.

Anjloknya jumlah wisatawan mancanegara di Yordania diyakini diakibatkan absennya pelancong dari Eropa dan Amerika Serikat.

Di Yordania, sektor pariwisata secara rutin menyumbang antara 11 hingga 15 persen pada pendapatan negara.

Pengusaha pariwisata Yordania, Najwan Al Masri, juga mengakui adanya penurunan jumlah wisatawan. Menurutnya, jumlah wisman telah berkurang dari 760.000 pada September menjadi 730.000 pada Oktober.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com