Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Kompas.com - 01/12/2023, 17:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

DOHA, KOMPAS.com - Qatar mendesak tindakan internasional yang cepat untuk menghentikan kekerasan di Jalur Gaza.

Kementerian Luar Negeri Qatar pada Jumat (1/12/2023) menekankan bahwa pengeboman yang terus berlanjut pada akhir jeda pertempuran telah mempersulit upaya mediasi dan memperburuk bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bergerak cepat menghentikan kekerasan," ungkap Kementerian itu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Kementerian Luar Negeri Qatar menambahkan kecamannya terhadap semua bentuk penargetan warga sipil, praktik hukuman kolektif, dan upaya untuk secara paksa memindahkan serta menggusur warga Jalur Gaza yang terkepung.

Qatar pun menuntut gencatan senjata segera.

Qatar telah terlibat dalam negosiasi yang intens dengan Israel dan Hamas.

Didukung Mesir dan Amerika Serikat, mereka sudah berulang kali mendesak diberlakukannya gencatan senjata di Gaza.

Namun, gencatan senjata baru terlaksana selama tujuh hari dengan dua kali perpanjangan. Kini gencatan senjata telah berakhir, terhitung pada Jumat pagi.

Kesepakatan tersebut sebelumnya dirancang untuk dapat dilanjutkan jika Hamas dapat membebaskan 10 sandera per hari.

Pada Jumat ini Militer Israel mengatakan bahwa operasi tempurnya telah dilanjutkan.

Meski begitu, Kementerian Luar Negeri Qatar mengonfirmasi bahwa negosiasi antara Israel dan Hamas masih terus berlanjut dengan tujuan tercapai kembali jeda pertempuran di Gaza.

"Kami berkomitmen, bersama dengan mitra mediasinya, untuk melanjutkan upaya-upaya yang mengarah pada jeda kemanusiaan, dan tidak akan ragu-ragu untuk melakukan semua yang diperlukan untuk kembali ke ketenangan," ucap Qatar.

Selama gencatan senjata kemarin, 80 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 240 tahanan Palestina.

Baca juga: Sejumlah Negara Serukan Solusi 2 Negara untuk Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Negosiasi antara Hamas dan negara-negara lain di bawah kerangka kerja yang terpisah menghasilkan pembebasan lebih dari 20 warga negara asing lainnya, sebagian besar dari Thailand.

Israel mengatakan sekitar 240 sandera ditangkap ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu perbatasan militer Gaza pada tanggal 7 Oktober.

Mereka menyebut serangan Hamas itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sehingga dianggap sebagai yang paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.

Namun, sebagai tanggapan, Israel telah melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti dan serangan darat di Gaza yang dikuasai Hamas.

Menurut pemerintah Hamas, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, ribuan di antaranya adalah anak-anak.

Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan 29 orang tewas dalam beberapa jam pertama setelah jeda permusuhan berakhir pada Jumat pukul 05.00 GMT.

Baca juga: Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com