YERUSALEM, KOMPAS.com - Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Majalah +972 dan Local Call telah mengungkapkan bahwa pelonggaran pembatasan pengeboman target sipil di Gaza, serta penggunaan kecerdasan buatan, telah menjadi faktor penyebab jatuhnya banyak korban jiwa di daerah kantong tersebut.
Majalah tersebut, melalui wawancara dengan anggota dan mantan anggota komunitas intelijen Israel saat ini dan sebelumnya, serta kesaksian Palestina dan sumber-sumber lain, menemukan hal mengejutkan.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, pengeboman tempat tinggal pribadi, gedung-gedung publik, blok-blok bertingkat dan infrastruktur sipil serupa disengaja dan dimaksudkan untuk menciptakan kejutan yang akan membuat warga sipil memberikan tekanan kepada Hamas.
Baca juga: Pembebasan Sandera Masih Berjalan, Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata
Detail laporan itu tak serta-merta disimpulkan, melainkan mengutip salah satu sumber intelijen.
Sumber-sumber tersebut juga mengatakan kepada penulis laporan bahwa tentara Israel memiliki informasi tentang sebagian besar rumah di Gaza, termasuk berapa banyak warga sipil yang tinggal di dalamnya.
Namun mereka tetap dengan sengaja menyetujui pembunuhan, dalam satu kasus, ratusan warga sipil Palestina, dalam upaya untuk membunuh seorang komandan Hamas.
"Ketika seorang anak perempuan berusia tiga tahun terbunuh di sebuah rumah di Gaza, itu karena seseorang di militer memutuskan bahwa membunuhnya bukanlah masalah besar, bahwa itu adalah harga yang harus dibayar untuk mencapai target yang lain," ujar salah satu sumber intelijen yang dikutip.
"Kami bukan Hamas. Ini bukan roket-roket acak. Semuanya disengaja. Kami tahu persis berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan di setiap rumah," tambahnya.
Baca juga: Ini Respons Elon Musk saat Diundang Hamas ke Gaza Menyaksikan Pembantaian Israel
Sementara itu, sistem AI yang digunakan untuk menghasilkan target, digambarkan oleh salah satu sumber sebagai pabrik pembunuhan massal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.