Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Solusi 2 Negara Masih Mungkin Terjadi untuk Israel-Palestina?

Kompas.com - 18/11/2023, 18:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Marko Protic/VOA Indonesia

GAZA, KOMPAS.com - Selama tiga dekade, Barat dan komunitas internasional memandang gagasan dua negara--satu Israel, satu Palestina--sebagai dasar perdamaian di Timur Tengah.

Bahkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober dan serangan balasan besar-besaran Israel, banyak yang percaya bahwa gagasan tersebut masih merupakan satu-satunya jalan ke depan.

Lebih dari 1.200 orang tewas dan 242 orang diculik dalam serangan terhadap Israel yang dilakukan Hamas. Respons militer Israel telah merenggut lebih dari 11.000 nyawa, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Jalur Gaza

Namun, ilmuwan politik Uriel Abulof dari Universitas Tel Aviv yakin banyaknya korban jiwa di kedua belah pihak tidak membuat perdamaian menjadi mustahil.

“Solusi dua negara masih mungkin terjadi, mungkin lebih dari sebelumnya, karena ada potensi bagi kedua belah pihak untuk memahami bahwa ini bukanlah konflik antara mayoritas warga Israel dan Palestina, (keduanya) ingin hidup berdampingan tanpa pemimpin radikal,” katanya.

“Di satu sisi ada Hamas, yang harus kita hadapi secara militer, dan di sisi lain ada Benjamin Netanyahu dan koalisinya, yang perlu ditangani secara politik,” katanya kepada VOA.

“Jika ini terjadi--kalau itu terjadi, ada peluang yang lebih baik untuk menemukan sebuah solusi."

Hussein Ibish dari Arab Gulf States Institute yang berbasis di Washington juga percaya bahwa solusi permanen terhadap konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade hanya mungkin dilakukan dengan model dua negara.

“Mungkin hal itu harus dilakukan secara bertahap, namun dengan dua negara sebagai tujuan bersama yang secara eksplisit dijabarkan sejak awal,” kata Ibish, yang percaya bahwa langkah awal tersebut pun memiliki prasyarat khusus.

“Israel pada akhirnya dan secara formal harus menerima hak Palestina atas sebuah negara dan kebutuhannya. Pembangunan dan pendirian permukiman harus dihentikan sepenuhnya,” katanya.

Sebaliknya, Ibish mengatakan kepada VOA, warga Palestina perlu mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober dan bersumpah untuk menghentikan permusuhan, sementara Otoritas Palestina harus diperkuat secara politik.

Baca juga: Alasan Kenapa Iran Dibawa-bawa dalam Perang Israel-Hamas

Rencana yang terukur atau upaya menyembunyikan sesuatu?

Pakar lain merasa skeptis. Omer Bartov, seorang profesor studi Holocaust dan genosida di Brown University, menggambarkan rencana dua negara seperti pepatah.

“Orang-orang membicarakan solusi dua negara karena mereka harus membicarakan sesuatu, dan itulah satu-satunya rencana yang ada saat ini,” katanya kepada VOA.

“Hanya warga Palestina yang akan tinggal di negara Palestina, dan hanya orang Yahudi yang akan tinggal di Israel.”

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com