JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik antara Israel dan Hamas telah memicu polarisasi warganet Indonesia, dengan sebagian dari mereka menyerukan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap mendukung Israel.
Namun, alih-alih melumpuhkan ekonomi Israel, pengamat mengatakan aksi boikot ini justru merugikan ekonomi Indonesia.
Adapun polarisasi di kalangan warganet Indonesia merupakan hal lumrah karena masalah internasional kerap memicu dua kubu alias binari di media sosial, kata pengamat hubungan internasional dari Universitas Paramadina, Shiskha Prabawaningtyas.
Baca juga: AS Setujui Bantuan Militer Rp225 Triliun untuk Israel
“Ada ruang-ruang kontestasi identitas dan afiliasi, itu mensimplifikasi bahwa tidak memboikot Israel sama saja dengan [mendukung genosida], itu simplifikasi. Padahal belum tentu begitu,” kata Shiskha kepada BBC News Indonesia, Kamis (2/11/2023).
Ia menambahkan, meski reaksi emosional dalam percakapan di media sosial adalah hal yang wajar, reaksi tersebut dapat dengan mudah mengarah ke polarisasi keberpihakan terhadap sebuah topik internasional.
Pada platform media sosial X (yang sebelumnya dikenal dengan Twitter), sejumlah netizen Indonesia mendorong agar masyarakat melakukan boikot terhadap produk-produk buatan Israel maupun perusahaan yang dianggap terafiliasi dengan Israel.
Sejumlah warganet Indonesia membuat unggahan dengan menampilkan foto merek-merek kelas mancanegara.
“Kalian bisa mulai gerakan kecil ini dari diri sendiri. Tunjukkan suara kita," tulis seorang pengguna X.
Aku yakin kalian juga udah banyak aware sama keputusan banyak pihak yg bakal boikot produk-produk internasional pendukung israel. Kalian bisa mulai gerakan kecil ini dari diri sendiri. Tunjukkan suara kita#StopGenocideInGaza #CeaseFireInGaza
— nana (@sonkisseu) October 28, 2023
#CeaseFireNOW#FreePalestine pic.twitter.com/bF3CL40ulp
Kemudian, ada pengguna lain yang menyertakan foto berisi merek-merek yang diduga terafiliasi dengan Israel maupun Amerika Serikat, di atas foto Jalur Gaza yang dipenuhi asap abu-abu.
Baca juga: AS Desak Israel Beri Jeda Kemanusiaan di Gaza
”Kita tak boleh ke sana berjuang. Apa yang kita boleh buat adalah doa dan #BoikotIsrael #BoikotProductIsrael,” ungkan pengguna X itu.
Kita tak boleh ke sana berjuang. Apa yang kita boleh buat adalah doa dan #BoikotIsrael #BoikotProductIsrael pic.twitter.com/hh67SDA6Ig
— parkone (@adatu76) October 29, 2023
Seorang pengguna X ikut mendorong isu tersebut dengan menampilkan video yang menunjukkan contoh negara-negara lain yang melakukan boikot terhadap merek Israel.
“Hal ini dilakukan untuk menyampaikan pesan bahwa mereka mengkritik serangan Israel,“ tulis pengguna tersebut.
Kita tak boleh ke sana berjuang. Apa yang kita boleh buat adalah doa dan #BoikotIsrael #BoikotProductIsrael pic.twitter.com/hh67SDA6Ig
— parkone (@adatu76) October 29, 2023
Meski cukup ramai, ada pula beberapa warganet yang khawatir gerakan boikot justru akan merugikan perekonomian Indonesia.
Seorang pengguna X mengaku kurang setuju dengan aksi boikot guna mendukung Palestina. Melainkan, ia lebih memilih jalur penyumbangan donasi ketimbang menolak untuk membeli produk-produk dari perusahaan terafiliasi Israel.
Baca juga: Israel Mulai Mengepung Kota Gaza
“Karyawannya warga indonesia, dan stok barangnya dapet dari UMKM indonesia juga. Kenapa enggak lewat donasi aja? Lebih kepakai kayaknya,” tulis pengguna X @Pratamaagi.