Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Bebaskan 2 Sandera Asal AS, Ungkap Alasannya

Kompas.com - 21/10/2023, 05:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Al Jazeera

YERUSALEM, KOMPAS.com - Hamas telah membebaskan dua sandera asal Amerika Serikat (AS), yakni Judith Raanan dan putrinya Natalie Raanan.

Mereka adalah sandera pertama yang dibebaskan sejak perang Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober lalu.

Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Juru Bicara Hamas Abu Ubaida pada Jumat (20/10/2023) mengatakan, sayap militer Hamas, Brigade Ezzedeen al-Qassam, membebaskan para sandera untuk alasan kemanusiaan setelah upaya mediasi oleh Qatar.

Baca juga: 21 Jurnalis Dilaporkan Tewas sejak Perang Hamas-Israel

Kantor Perdana Menteri (PM) Israel mengonfirmasi bahwa Judith Raanan dan putrinya Natalie Raanan telah dibebaskan dan berada di negara tersebut.

Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan berterima kasih kepada Qatar dan Israel atas kemitraan mereka dalam menjamin pembebasan pasangan ibu-anak tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pembebasan sandera AS terjadi setelah “berhari-hari komunikasi terus menerus dengan semua pihak”.

Qatar berharap dialog akan mengarah pada pembebasan semua sandera sipil dari setiap negara.

Komite Palang Merah Internasional membenarkan pihaknya berkontribusi dalam upaya pembebasan kedua warga negara Amerika Serikat tersebut.

“Komite Palang Merah Internasional (ICRC) membantu memfasilitasi pembebasan ini dengan mengangkut para sandera dari Gaza ke Israel, menggarisbawahi dampak nyata dari peran kami sebagai aktor netral di antara pihak-pihak yang bertikai,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Bisakah Kunjungan Biden Redakan Konflik Israel-Hamas?

“ICRC terus menyerukan pembebasan segera semua sandera. Kami siap mengunjungi para sandera yang tersisa dan memfasilitasi pembebasan di masa depan setelah kesepakatan yang dicapai oleh para pihak," tambah mereka.

Hamas mengatakan pada hari sebelumnya bahwa mereka melepaskan kedua tawanan tersebut sebagai tanggapan atas upaya diplomatik Qatar.

Militer Israel sebelumnya mengatakan pada Jumat bahwa mereka yakin sebagian besar tawanan masih hidup.

Perang Hamas-Israel sendiri telah menewaskan lebih dari 5.000 orang di kedua belah pihak.

Menurut para pejabat Israel, sebagian besar dari 1.400 orang yang tewas dalam serangan Hamas adalah warga sipil.

Israel membalasnya dengan pengeboman tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 4.137 orang di Jalur Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Israel juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap daerah kantong tersebut dan mengatakan pengepungan tersebut tidak akan dicabut kecuali para sandera Israel dibebaskan.

Mereka yang ditahan termasuk perempuan, anak-anak, orang tua dan orang-orang dari negara lain, yang telah berupaya untuk membebaskan mereka, bersama dengan beberapa tentara Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com