Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

Kompas.com - 24/09/2023, 17:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KARABAKH, KOMPAS.com - Sebanyak 120.000 etnis Armenia di Nagorno-Karabakh akan pergi ke Armenia karena mereka tidak ingin hidup sebagai bagian dari Azerbaijan dan takut akan pembersihan etnis.

Hal itu diungkap oleh David Babayan, seorang penasihat dari Samvel Shahramanyan, presiden Republik Artsakh, kepada Reuters pada Minggu (24/9/2023).

Republik Artsakh adalah nama yang digunakan oleh para pendukung kemerdekaan wilayah Nagorno-Karabakh untuk menyebut negara mereka. Kebanyakan penduduk di sana adalah etnis Armenia.

Baca juga: 200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

Kemerdekaan Republik Artsakh tidak diakui secara internasional. Bagaimanapun, wilayah itu masih dianggap sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun memang berada di luar kendali negara tersebut.

Orang-orang Armenia di Karabakh sebelumnya telah dipaksa untuk mengumumkan gencatan senjata pada 20 September setelah operasi militer kilat selama 24 jam oleh militer Azerbaijan yang jauh lebih besar.

Azerbaijan mengatakan akan menjamin hak-hak mereka dan mengintegrasikan wilayah tersebut, namun orang-orang Armenia mengatakan bahwa mereka takut akan penindasan.

"Rakyat kami tidak ingin hidup sebagai bagian dari Azerbaijan. Kami 99,9 persen lebih memilih untuk meninggalkan tanah bersejarah kami," kata David Babayan.

"Nasib orang-orang miskin kami akan tercatat dalam sejarah sebagai aib dan memalukan bagi rakyat Armenia dan seluruh dunia yang beradab. Mereka yang bertanggung jawab atas nasib kami suatu hari nanti harus mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan," tambahnya.

Baca juga: Separatis Nagorno-Karabakh dan Azerbaijan Umumkan Gencatan Senjata

Para pemimpin Armenia di Karabakh mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa semua orang yang kehilangan tempat tinggal akibat operasi militer Azerbaijan dan ingin pergi akan diantar ke Armenia oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia.

Babayan mengatakan, tidak jelas kapan penduduk akan pindah ke koridor Lachin yang menghubungkan wilayah itu dengan Armenia.

Sementara itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menghadapi seruan untuk mengundurkan diri karena gagal menyelamatkan Karabakh.

Dalam pidatonya di hadapan rakyatnya, dia mengatakan bahwa sejumlah bantuan kemanusiaan telah tiba, namun orang-orang Armenia di Karabakh masih menghadapi bahaya pembersihan etnis.

"Jika kondisi kehidupan yang nyata tidak diciptakan untuk orang-orang Armenia di Nagorno-Karabakh di rumah mereka dan mekanisme perlindungan yang efektif terhadap pembersihan etnis, maka kemungkinan meningkat bahwa orang-orang Armenia di Nagorno-Karabakh akan melihat pengusiran dari tanah air mereka sebagai satu-satunya jalan keluar," ucap dia.

Diberitakan Kantor berita Rusia, TASS, Pashinyan, memastikan bahwa Armenia akan dengan penuh kasih menyambut warga etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh.

Eksodus besar-besaran kali ini diyakini dapat mengubah keseimbangan kekuatan di wilayah Kaukasus Selatan, sebuah wilayah yang terdiri dari berbagai etnis yang dilintasi jalur pipa minyak dan gas, di mana Rusia, Amerika Serikat (AS), Turkiye, dan Iran saling berebut pengaruh.

Baca juga: Azerbaijan Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh, Tingkatkan Risiko Perang Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

UNRWA Sebut Israel Berusaha Paksa Warga Gaza Masuk ke Mesir

UNRWA Sebut Israel Berusaha Paksa Warga Gaza Masuk ke Mesir

Global
Terperosok ke Lubang yang Sengaja Dibuat di Pantai, Pria Ini Terkubur dan Susah Ditolong

Terperosok ke Lubang yang Sengaja Dibuat di Pantai, Pria Ini Terkubur dan Susah Ditolong

Global
Singapura Setop Impor Unggas dari Sejumlah Negara karena Flu Burung

Singapura Setop Impor Unggas dari Sejumlah Negara karena Flu Burung

Global
10 Negara yang Belum Pernah Dijajah Bangsa Eropa

10 Negara yang Belum Pernah Dijajah Bangsa Eropa

Internasional
300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

Global
Tak Mau Coblos Dirinya Sendiri, Calon Anggota Dewan di AS Ini Kalah karena Kurang Satu Suara

Tak Mau Coblos Dirinya Sendiri, Calon Anggota Dewan di AS Ini Kalah karena Kurang Satu Suara

Global
Wabah Kutu Busuk Mulai Merebak di Asia

Wabah Kutu Busuk Mulai Merebak di Asia

Global
Terungkap, Ini Lagu Terakhir yang Diputar Saat Kematian John Lennon

Terungkap, Ini Lagu Terakhir yang Diputar Saat Kematian John Lennon

Global
Puluhan Pria Palestina Ditelanjangi Tentara Israel, Begini Cerita Korban

Puluhan Pria Palestina Ditelanjangi Tentara Israel, Begini Cerita Korban

Global
Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Internasional
Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Global
Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Global
AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

Global
Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Global
Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com