Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azerbaijan Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh, Tingkatkan Risiko Perang Baru

Kompas.com - 20/09/2023, 06:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BAKU, KOMPAS.com - Azerbaijan mengirim pasukan yang didukung oleh serangan artileri ke Nagorno-Karabakh yang dikendalikan Armenia pada Selasa (19/9/2023).

Azerbaikan ingin membuat wilayah yang memisahkan diri itu tunduk secara paksa.

Oleh sejumlah pihak, operasi militer Azerbaijan tersebut dianggap dapat meningkatkan ancaman perang baru dengan negara tetangganya, Armenia.

Baca juga: Azerbaijan Lakukan Operasi Anti-Teror di Nagorno-Karabakh Lawan Armenia

Karabakh adalah sebuah daerah pegunungan di wilayah Kaukasus Selatan.

Daerah ini secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan. Namun, sebagian wilayahnya dikuasai oleh kelompok separatis Armenia yang mengatakan bahwa daerah itu adalah tanah leluhur mereka.

Karabakh telah menjadi pusat dari dua perang sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Perang terakhir terjadi pada 2020.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Azerbaijan untuk segera menghentikan operasinya, dengan mengatakan bahwa hal itu memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Karabakh.

Uni Eropa, Perancis, dan Jerman juga mengutuk operasi militer Azerbaijan, dan menyerukan agar Azerbaijan kembali melakukan pembicaraan mengenai masa depan Karabakh dengan Armenia.

Sebagaimana diberitakan Reuters, tembakan keras dan berulang-ulang terdengar dari rekaman media sosial yang direkam pada Selasa di Stepanakert, ibu kota Karabakh, yang disebut Khankendi oleh Azerbaijan.

Baca juga: PM Armenia: Sangat Mungkin Ada Perang Baru Lawan Azerbaijan

Hikmet Hajiyev, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, mengatakan Baku telah mengerahkan pasukan darat yang menurutnya telah menerobos garis Armenia di beberapa tempat dan mencapai beberapa tujuan utama mereka, sesuatu yang dibantah oleh pasukan separatis Armenia.

Sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, pasukan mereka sejauh ini telah merebut lebih dari 60 pos militer dan menghancurkan hingga 20 kendaraan militer dengan perangkat keras lainnya.

Otoritas separatis Karabakh mengatakan, 25 orang telah terbunuh, termasuk dua warga sipil, dan 138 lainnya terluka akibat aksi militer Baku. Disebutkan, penduduk beberapa desa telah dievakuasi.

Tidak jelas apakah tindakan Azerbaijan akan memicu konflik berskala besar di Armenia. Namun ada tanda-tanda kejatuhan politik di Yerevan di mana Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah berbicara mengenai seruan untuk melakukan kudeta terhadapnya.

Nikol Pashinyan adalah sosok yang dianggap terlalu pro-Barat oleh Rusia dan pendukung tradisional Armenia.

Beberapa warga Armenia berkumpul di Yerevan, ibu kota Armenia, untuk menuntut tindakan dari pemerintah di tengah laporan bentrokan kekerasan antara polisi dan kerumunan massa yang mengakibatkan cedera di kedua belah pihak.

Baca juga: Azerbaijan: Rusia Tak Penuhi Kewajiban Kesepakatan Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh

Pertempuran di Karabakh dapat mengubah keseimbangan geopolitik di Kaukasus Selatan, yang dilintasi jalur pipa minyak dan gas, dan di mana Rusia  berusaha untuk mempertahankan pengaruhnya dalam menghadapi aktivitas yang lebih besar dari Turkiye, yang mendukung Azerbaijan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Internasional
Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Global
Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Global
AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

Global
Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Global
Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Global
AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

Global
Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Global
Saat Korban Tewas di Gaza Capai 17.700 Orang, Netantahu Sebut Ini Perang yang Adil

Saat Korban Tewas di Gaza Capai 17.700 Orang, Netantahu Sebut Ini Perang yang Adil

Global
[UNIK GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Kutukan Firaun Nyata?

[UNIK GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Kutukan Firaun Nyata?

Global
Austria Akhiri Penangguhan Bantuan untuk Palestina

Austria Akhiri Penangguhan Bantuan untuk Palestina

Global
Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Global
AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

Global
Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Global
Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com