NAGORNO-KARABAKH, KOMPAS.com - Ombudsman HAM di Karabakh, Gegham Stepanyan, pada Rabu (20/9/2023) mengatakan bahwa 200 orang tewas dalam sehari operasi militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, wilayah yang memisahkan diri.
“Setidaknya ada 200 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka,” kata Stepanyan melalui media sosial, dikutip dari kantor berita AFP.
Sedikitnya sepuluh warga sipil termasuk korban tewas, lima di antaranya anak-anak, tambah Stepanyan.
Baca juga: Azerbaijan Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh, Tingkatkan Risiko Perang Baru
Azerbaijan belum memberikan rincian mengenai korban jiwa, tetapi Presiden Ilham Aliyev pada Rabu malam berujar bahwa beberapa tentaranya tewas dan personel lainnya luka-luka.
Separatis di Nagorno-Karabakh dan Azerbaijan hari itu mengumumkan gencatan senjata, menandakan berakhirnya operasi anti-teror yang sehari sebelumnya diluncurkan oleh pihak Baku.
Kedua musuh bebuyutan ini terlibat konflik selama puluhan tahun untuk memperebutkan Nagorno-Karabakh, wilayah pegunungan di Azerbaijan yang mayoritas dihuni etnis Armenia.
Baca juga:
“Melalui mediasi komando kontingen penjaga perdamaian Rusia yang ditempatkan di Nagorno-Karabakh, kesepakatan dicapai mengenai penghentian pertempuran sepenuhnya mulai pukul 13.00 pada 20 September 2023,” kata kepresidenan Nagorno-Karabakh.
Disebutkan pula bahwa pasukan separatis setuju dibubarkan seluruhnya, dan menarik semua peralatan berat serta persenjataan militer dari Nagorno-Karabakh.
Pengumuman juga menyebutkan, seluruh angkatan bersenjata Armenia akan ditarik dari wilayah yang dikuasai pasukan penjaga perdamaian Rusia.
Baca juga: Penyebab Kenapa Armenia dan Azerbaijan Perang di Nagorno-Karabakh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.