Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentetan Skandal Pemerintah Singapura, Termasuk Korupsi dan Perselingkuhan

Kompas.com - 09/08/2023, 17:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Namun, banyak warga Singapura yang mempertanyakannya di media sosial.

Dalam konferensi pers, PM Lee mengaku tahu hubungan antara dua anggota parlemen pada tahun 2020, membuat banyak orang bertanya-tanya mengapa keduanya baru mundur sekarang.

Pertanyaan juga muncul terkait mengapa butuh beberapa hari untuk mengungkapkan bahwa Menteri Iswaran telah ditangkap.

Pengamat politik National University of Singapore (NUS) Chong Ja Ian mengatakan kepada Reuters bahwa pemilih akan menilai tindakan partai yang berkuasa di tempat pemungutan suara, yang dijadwalkan pada 2025.

"Yang tidak diketahui adalah berapa banyak pemilih yang menganggap tindakan PAP itu meyangkut masalah otoritas, pengekangan, posisi, hak istimewa, pengawasan, dan transparansi," jelasnya.

"Peristiwa ini tampaknya memicu spekulasi publik tentang pendekatan Partai PAP dalam hak-hak istimewa, pengekangan, dan otoritas," kata Dr Chong.

Dia menambahkan reputasi PM Lee dapat dikaitkan dengan peristiwa ini saat dia sekarang ini mendekati akhir masa jabatannya.

Dr Gillian Koh, peneliti senior di Institut Studi Kebijakan NUS, mengatakan, skandal tersebut menjadi salah satu dari berbagai faktor yang dipertimbangkan oleh pemilih pada Pemilu mendatang.

"Kebijakan, kinerja pemerintahan serta kepribadian dan perilaku politisi akan mengalami ketegangan," ujarnya.

"Dalam semua survei pasca-Pemilu, isu terpenting adalah pemerintahan yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, apa pun yang menunjukkan hal itu akan menjadi pertimbangan para pemilih," jelasnya.

Baca juga: WNI Ceritakan Alasan Pindah Jadi Warga Negara Singapura

Pukulan besar bagi Pemerintah Singapura

Profesor Dr Michael Barr, penulis Singapore: A Modern History, menilai skandal dan cara penanganannya secara kolektif merupakan "pukulan besar bagi pemerintah".

Dia menyebut Singapura beroperasi tanpa sistem akuntabilitas yang benar-benar independen.

Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong kini disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti PM Lee Hsien Loong.REUTERS/ROSLAN RAHMAN via ABC INDONESIA Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong kini disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti PM Lee Hsien Loong.
Pengawas antikorupsi melapor langsung kepada perdana menteri tapi juga dapat melapor ke presiden jika perdana menteri menolak persetujuan.

"Pemerintah beroperasi dari landasan moral yang tinggi, di mana mereka mengklaim sangat bersih dan jujur sehingga mereka dapat diandalkan untuk memantau diri sendiri," jelas Prof Barr dari Universitas Flinders.

"Kepercayaan publik terhadap pemerintah akan runtuh secara serius dan seluruh sistem 'periksa diri sendiri' pun akan runtuh," katanya.

Prof Barr mengatakan, dalam jangka pendek skandal tersebut akan membuat pemerintah kehilangan beberapa kursi parlemen tapi dia ragu mereka akan kehilangan pemerintahan.

"Mereka masih menguasai semua pusat kekuasaan di negara itu dan mahir menggunakannya," katanya.

"Saya berharap tingkat represi akan meningkat karena pemerintah menjadi lebih putus asa untuk membungkam suara-suara yang tidak setuju dan menyerukan lebih banyak pertanggungjawaban," jelas Prof Barr.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com