Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis mengatakan, pasukan Moskwa sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan serangan teror di PLTN Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia.
“Badan intelijen telah menerima informasi bahwa Rusia sedang mempertimbangkan skenario aksi teroris di PLTN Zaporizhzhia. Aksi teroris dengan pelepasan radiasi. Mereka telah mempersiapkan segalanya untuk ini,” kata Zelensky dalam pernyataan di media sosial.
Kekhawatiran akan terjadinya bencana di PLTN terbesar di Eropa itu telah diperburuk oleh penghancuran bendungan yang menyediakan air pendingin untuk pembangkit tersebut.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal pada Kamis memperingatkan bahwa serangan balasan negaranya terhadap invasi pasukan Rusia akan memakan waktu.
Tetapi, dia mengaku optimistis tentang keberhasilannya.
"Kami akan melakukan operasi ofensif yang sangat cerdas. Dan karena itu, (serangan balasan) akan memakan waktu," kata Shmygal di sela-sela konferensi rekonstruksi Ukraina di London.
Donor asing telah menjanjikan 60 miliar euro (66 miliar dollar AS) dukungan keuangan baru untuk Ukraina.
Hal itu diungkap menteri luar negeri Inggris, James Clverly, pada Kamis, dalam penutupan konferensi internasional yang bertujuan untuk mendanai rekonstruksi Ukraina.
"Kami tidak membayangkan ini menjadi konferensi janji. Namun demikian, hari ini di konferensi ini, kami dapat mengumumkan gabungan 60 miliar euro untuk mendukung Ukraina," kata James Cleverly yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
Pada sesi penutupan konferensi London, Cleverly mengatakan, komitmen dari pemerintah dan organisasi internasional menargetkan mendukung Ukraina dalam jangka pendek dan menengah.
Perdana Menteri India Narendra Modi pada Kamis berjanji untuk bekerja mewujudkan perdamaian di Ukraina.
Dia berkata demikian saat melakukan kunjungan ke Washington.
"Sejak awal peristiwa di Ukraina, India telah menekankan penyelesaian perselisihan, dialog, dan diplomasi," kata Modi kepada wartawan bersama Presiden Joe Biden.
"Kami benar-benar siap untuk berkontribusi dengan cara apa pun yang kami bisa untuk memulihkan perdamaian," ucapnya.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-480 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Diduga Tersendat | Mobil Peledak Bendungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menempatkan pasukan militer Rusia dan kelompok bersenjata proksi ke dalam "daftar memalukan" atas pembunuhan dan melukai ratusan anak dalam perangnya melawan Ukraina.