Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Pencarian Kapal Selam Wisata Titanic Saat Oksigen Kemungkinan Habis Kamis Pagi...

Kompas.com - 21/06/2023, 08:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Ahli mengungkapkan sulitnya proses pencarian kepal selam wisata Titanic yang hilang pada Minggu (18/6/2023).

Tim penyelamat yang berusaha menemukan kapal selam seukuran orca itu disebut tengah menghadapi tugas besar yang akan menguji batas pengetahuan teknis.

Mereka sedang berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam dan lima orang awaknya sebelum pasokan oksigen di dalam kapal habis kemungkinan pada Kamis (22/6/2023) pagi.

Baca juga: Daftar Penumpang Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang

Namun, ahli memperingatkan bahwa menjelajahi wilayah Atlantik Utara seluas 20.000 kilometer persegi hingga kedalaman lebih dari 3,2 kilometer jelas tidaklah proses yang mudah.

"Di bawah sana gelap gulita. Dingin sekali. Dasar lautnya berlumpur dan bergelombang. Anda tidak bisa melihat tangan Anda di depan wajah Anda," kata pakar Titanic, Tim Maltin, kepada NBC News Now.

"Ini benar-benar (tim penyelamat) seperti menjadi astronot pergi ke luar angkasa," tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kapal selam sepanjang 6,5 meter bernama Titan itu diketahui membawa tiga penumpang berbayar ketika menghilang pada hari Minggu. Ketiganya, yakni miliarder Inggris Hamish Harding, taipan Pakistan Shahzada Dawood, dan putra Dawood, Suleman.

OceanGate Expeditions, yang menjalankan perjalanan Titan, mengenakan biaya 250.000 dollar AS (sekitar Rp 3,75 miliar) untuk satu tempat duduk.

CEO OceanGate Expeditions Stockton Rush dan operator kapal selam asal Perancis bernama Paul-Henri Nargeolet, yang dijuluki "Mr Titanic" karena sering menyelam di lokasi, juga ikut serta di dalam kapal.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Update Kapal Wisata Titanic Hilang | Hasil Pertemuan Blinken-Xi

Berbicara kepada wartawan pada Selasa (20/6/2023), Kapten Penjaga Pantai AS Jamie Frederick mengatakan, organisasinya mengoordinasikan pencarian kapal selam Titanic yang hilang tersebut.

Akan tetapi, dia menyebutkan, hal itu sangat sulit dilakukan dan jauh melampaui apa yang biasanya dilakukan penjaga pantai.

"Sementara Penjaga Pantai AS berperan sebagai koordinator misi pencarian dan penyelamatan, kami tidak memiliki semua keahlian dan peralatan yang diperlukan untuk pencarian seperti ini," katanya.

"Ini adalah upaya pencarian yang kompleks, yang membutuhkan banyak agensi dengan keahlian materi pelajaran dan peralatan khusus," jelas dia.

Frederick menjelaskan, tim penyelamat menggunakan beberapa metode saat mereka menyisir area yang luas untuk menemukan kapal selam Titan.

Kapal itu dilaporkan hilang kontak dengan induknya hanya dua jam setelah menyelam di dekat kuburan air Titanic.

"Upaya pencarian difokuskan pada permukaan dengan pesawat C-130 yang mencari melalui penglihatan dan radar, dan di bawah permukaan dengan pesawat P3, kami dapat menjatuhkan dan memantau pelampung sonar," jelas dia.

Baca juga: Wujud Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang dan Tantangan Pencariannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com