Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pengadilan AS, Heather Mack Mengaku Bersalah atas Pembunuhan Ibu di Bali

Kompas.com - 17/06/2023, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Jumat (16/6/2023), mengatakan seorang perempuan Amerika yang dikenal dalam kasus “pembunuhan dalam koper” mengaku bersalah karena berkonspirasi untuk membunuh ibunya dan kemudian menyembunyikan jenazah korban dalam sebuah koper di Bali pada 2014.

Perempuan itu adalah Heather Mack yang masih berusia 27 Tahun.

Dia telah ditahan pada 2021 ketika tiba di AS setelah menyelesaikan hukuman penjara selama tujuh tahun di Indonesia karena kasus pembunuhan itu.

Baca juga: Tingkat Bunuh diri dan Pembunuhan Anak Muda AS Melonjak di Awal Pandemi

Heather Mack menghadapi ancaman hukuman penjara tambahan selama 28 tahun di AS ketika dia divonis pada Desember lalu.

Sebagaimana dikutip dari AFP, pada 2015, Mack yang saat itu masih remaja dan pacarnya, Tommy Schaefer, divonis bersalah di Indonesia karena berkomplot merencanakan pembunuhan ibunya, Sheila von Wiese Mack.

Sheila, yang seorang sosialita di Chicago, saat itu sedang berlibur di sebuah hotel di Bali.

Schaefer memukuli korban, yang berusia 62 tahun, dengan menggunakan mangkuk buah hingga tewas saat terlibat adu mulut di resor bintang lima, St. Regis.

Pasangan itu kemudian meninggalkan koper berisi tubuh korban di dalam sebuah taksi dan melarikan diri.

Mack, yang saat kejadian sedang hamil, dinyatakan bersalah untuk dakwaan yang lebih ringan, yaitu membantu pembunuhan. Dia hanya dihukum 10 tahun penjara, sedangkan Schaefer dihukum 18 tahun penjara.

Dalam persidangan di AS, Schaefer mengakui kejahatannya, tetapi mengklaim dia hanya membela diri saat bertengkar dengan von Wiese Mack, yang geram karena putrinya ternyata hamil.

Baca juga: Tingkat Bunuh diri dan Pembunuhan Anak Muda AS Melonjak di Awal Pandemi

Para jaksa menduga Schaefer, yang orang kulit hitam, menghantam von Wiese Mack dengan mangkuk buah secara “membabi buta” setelah korban melontarkan sebutan-sebutan rasis terhadapnya.

Pasangan itu kemudian bersama-sama memasukkan jenazah korban ke dalam koper, menurut persidangan itu.

Schaefer masih menjalani hukuman di Indonesia, sedangkan Mack dibebaskan pada 2021 karena berkelakuan baik. Mack melahirkan anak perempuan pada awal menjalani hukuman penjara.

Departemen Kehakiman AS pada Jumat mengatakan pihaknya masih menunda dakwaan terhadap Schaefer.

Pada 2017, sepupu Schaefer, Robert Ryan Bibbs, juga divonis bersalah dalam kasus itu.

Dia dituduh memberi saran terkait rencana pembunuhan kepada pasangan itu.

Mahkamah Agung AS telah memutuskan bahwa perintah konstitusi terhadap prosedur "double jeopardy" atau hukuman ganda tidak berlaku dalam kasus-kasus di mana seseorang diadili di satu negara dan kemudian diadili di negara lain dengan undang-undangnya sendiri yang berbeda yang melarang pelanggaran yang berbeda.

Baca juga: Militer AS Akan Punya Akses Tanpa Hambatan di Pangkalan Papua Nugini

Double jeopardy adalah prosedur hukum yang menyatakan seseorang tak bisa diadili untuk kedua kali untuk pelanggaran hukum yang sama.

Dakwaan AS menuduh Mack melakukan konspirasi dan perbuatan lain yang tidak dituntut dalam kasus Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com