Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Hadapi 37 Dakwaan, Trump Cerca Sistem Peradilan AS Korup

Kompas.com - 11/06/2023, 17:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

GREENSBORO, KOMPAS.com - Donald Trump pada Sabtu (10/6/2023) mencerca sistem peradilan Amerika Serikat korup, setelah mantan Presiden AS itu menghadapi 37 dakwaan.

Dakwaan-dakwaan yang dirilis pada Jumat (9/6/2023) oleh jaksa penuntut tersebut berpusat pada dugaan Trump membawa pulang dokumen rahasia negara dari Gedung Putih setelah lengser pada 2021.

Trump saat berpidato di hadapan dua konvensi Partai Republik--pertama di Georgia kemudian di North Carolina--mencerca serangan hukum yang dia sebut tidak adil terhadapnya.

Baca juga: Trump Hadapi 37 Dakwaan dalam Kasus Dokumen Rahasia Negara AS

"Kalian berurusan dengan orang gila," kata Trump di Greensboro, North Carolina, dikutip dari kantor berita AFP.

"Dakwaan tak berdasar terhadap saya oleh departemen ketidakadilan bersenjata di pemerintahan Biden akan menjadi salah satu penyalahgunaan kekuasaan paling mengerikan dalam sejarah negara kita," lanjutnya.

Sebelumnya di Columbus, negara bagian Georgia, Trump mengatakan kepada massa bahwa dia dikejar pengadilan karena mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua di pemilihan presiden atau pilpres AS 2024.

Pengadilan federal di Miami mendakwa Trump menempatkan keamanan nasional AS dalam risiko dengan sengaja menyimpan informasi pertahanan rahasia, berkonspirasi menghalangi penyelidikan, menyembunyikan dokumen, dan memberikan kesaksian palsu.

Dakwaan yang diajukan oleh Penasihat Khusus Departemen Kehakiman Jack Smith ini masing-masing memiliki hukuman hingga 20 tahun penjara.

Trump menanggapi dakwaan tersebut dengan serangkaian unggahan di platform Truth Social miliknya.

Ia menyebut Smith "gila", "pembenci Trump", dan menyebut dakwaan ini adalah campur tangan yang diatur Biden dan tim kampanyenya.

"Mereka mengejar saya karena sekarang kami memimpin polling lagi dengan selisih banyak melawan Biden," katanya.

Baca juga:

Sejauh ini, tanggapan dari para Republikan--termasuk beberapa saingan nominasi di partai Trump--adalah mendukung mantan presiden itu.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy, yang hubungannya naik-turun dengan Trump, mengatakan bahwa dakwaan tersebut menandai hari yang kelam bagi Amerika Serikat.

"Saya, dan setiap orang Amerika yang percaya pada aturan hukum, mendukung Presiden Trump," ujar McCarthy.

Gubernur Florida Ron DeSantis yang dipandang sebagai penantang terkuat Trump untuk nominasi Partai Republik sependapat, dengan menuding Departemen Kehakiman AS "dipersenjatai".

Baca juga: Biden Bersumpah Tak Pengaruhi Departeman Kehakiman AS dalam Kasus Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com