Malaysia bulan lalu meluncurkan penyelidikan.
Reuters malaporkan, Puncak Jupiter Management Services dan Star Domain Resources, yang terdaftar sebagai pemberi kerja di beberapa dokumen perjalanan pekerja, tidak menanggapi permintaan komentar terkait keluhan ini.
Amial International, salah satu agen perekrutan yang digunakan para migrab juga tidak menanggapi permintaan konfirmasi.
Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia dan Departemen Tenaga Kerja Malaysia tidak pula segera menanggapi permintaan komentar.
Kementerian telah berjanji untuk mencarikan pekerjaan bagi kelompok terpisah yang terdiri dari 226 pekerja yang terlantar dari Bangladesh dan Nepal.
Migran telah menjadi tulang punggung ekonomi Malaysia yang bergantung pada ekspor.
Migran asing adalah sekitar 15 persen dari 15 juta tenaga kerja yang dimiliki oleh "Negeri Jiran".
Baca juga: Sudan Perang, 897 WNI Sudah Dievakuasi
Perusahaan Malaysia telah menghadapi larangan AS dalam beberapa tahun terakhir karena penggunaan tenaga kerja paksa.
Aktivis HAM mengatakan, pekerja migran menghadapi risiko lebih besar setelah Malaysia melonggarkan proses perekrutan tahun ini dalam upaya mengisi 1,2 juta kekurangan pekerjaan di industri perkebunan, manufaktur, dan konstruksi.
"Ini masalah yang lebih besar sekarang," kata Adrian Pereira, Direktur eksekutif kelompok hak-hak migran Inisiatif Utara Selatan
Dia menambahkan bahwa timnya telah menerima laporan sekitar 1.200 pekerja lain di seluruh Malaysia yang terjebak dalam keadaan sama.
Kedutaan Besar Bangladesh di Kuala Lumpur bulan lalu menyerukan lebih banyak transparansi oleh Malaysia untuk mencegah warganya ditipu dari pekerjaan.
Seorang pejabat Bangladesh, yang berbicara dengan syarat anonim karena kepekaan situasi, mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa ratus"warganya terjebak di Malaysia tanpa pekerjaan.
Kedutaan Nepal juga mengatakan menerima keluhan semacam itu.
Di fasilitas yang dikunjungi oleh Reuters, para migran tinggal empat sampai enam kamar kecil dengan tempat tidur susun dan satu kamar mandi bersama.
"Dua pekerja -warga negara Nepal berusia 43 dan 46 tahun- meninggal karena bunuh diri antara Februari dan April di fasilitas tersebut," kata kedutaan Nepal di Kuala Lumpur, mengutip laporan dari polisi dan rumah sakit Malaysia.
Baca juga: Respons WNI di Taiwan Setelah Zat Pemicu Kanker Ditemukan di Indomie
Reuters tidak dapat menentukan mengapa kedua pria itu bunuh diri.
Tanpa penghasilan, para migran kesulitan untuk membeli makanan dan membayar kembali pinjaman di kampung halaman.
"Kami belum tahu apakah kami akan mendapatkan pekerjaan atau tidak. Agen terus meminta kami untuk menunggu sudah tiga bulan," kata seorang pekerja Bangladesh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.