LABUAN BAJO, KOMPAS.com - PM Malaysia Anwar Ibrahim menyebut, KTT ke-42 ASEAN sangat berarti karena negara-negara anggota telah berhasil memperkuat kerja sama regional.
Ini termasuk, kata dia, kerja sama di bidang ekonomi, ekosistem mobil listrik, melakukan perdagangan melalui penggunaan mata uang lokal, dan pembayaran digital antarnegara untuk memperkuat ASEAN.
Perdana Menteri Malaysia menyampaikan, berbagai bentuk kerjasama konkret yang dicapai dalam KTT ASEAN kali ini menjadi bukti bahwa ASEAN masih kuat meski ada pihak-pihak tertentu yang memiliki persepsi bahwa blok regional cukup lemah dalam mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
Baca juga: Saat Timor Leste Pertama Kali Hadiri KTT ASEAN...
Menurut Anwar, para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk memastikan Asean Outlook on Indo-Pacific (AOIP) tetap menjadi mekanisme utama dalam mengatur hubungan antarnegara di kawasan Indo-Pasifik.
Dia mengatakan, AOIP lebih berimbang dan mengutamakan keamanan, stabilitas dan kemakmuran kawasan, selain mendorong kerja sama yang terbuka, inklusif, dan lebih berkelanjutan.
"Para pemimpin telah sepakat untuk mengkonsolidasikan pendirian mereka dan mempertahankan posisi ASEAN sebagai zona bebas dan menghindari keterlibatan dalam persaingan kekuatan besar," jelas PM Anwar Ibrahim kepada awak media Malaysia di akhir KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, NTT, Indonesia pada Kamis (11/5/2023), sebagaimana dikutip dari Bernama.
Anwar bercerita, seruannya untuk pembentukan Dana Moneter Asia untuk memperkuat jaringan ekonomi dan keamanan kawasan telah mendapat tanggapan positif dari kepala negara Asean.
Namun, kata dia, belum ada pembahasan khusus mengenai usulan tersebut, yang masih dalam tahap awal.
Baca juga: Di Myanmar, Konvoi yang Bawa Diplomat Indonesia Diserang Kelompok Bersenjata
Terkait isu Myanmar, Anwar mengatakan, para pemimpin negara anggota ASEAN telah sepakat untuk mempertahankan prinsip Five-Point Consensus (5PCs) dalam menyelesaikan konflik yang kontroversial dan pelik itu, serta mengelola bantuan kemanusiaan.
Menurut dia, metode penyelesaian yang ditempuh didasarkan pada prinsip-prinsip internasional dan negosiasi dengan semua pihak yang berkepentingan di Myanmar dengan tujuan mendorong kemajuan implementasi 5PCs.
“Sikap kami semakin jelas karena penundaan penyelesaian masalah Myanmar akan membebani etnis Rohingya dan juga Malaysia yang telah dibebani lebih dari 200.000 pengungsi,” terang Anwar.
Anwar dan istrinya Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail kembali ke Malaysia dari Bandara Internasional Komodo pada Kamis sekitar pukul 14.00.
Baca juga: Indonesia Gunakan ‘Diplomasi Diam-Diam’ untuk Bantu Selesaikan Krisis Myanmar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.