Hal ini karena Indonesia telah berhasil menjadi “juru damai” antara AS dan China, yang mana saat KTT G20 pada 15-16 November 2022 di Bali itu mereka bertemu.
Indonesia telah berhasil mempertemukan Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping –sebuah pertemuan yang begitu indah dan berlangsung secara damai dan penuh persahabatan.
Ini adalah keberhasilan Indonesia menjalankan diplomasi ”juru damai” tingkat tinggi, di mana pertemuan Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping sekaligus menandakan pertemuan kekuatan Blok Barat dan Blok Timur.
Atas keberhasilan Indonesia memainkan seni diplomasi yang begitu ciamik, maka tugas presidensi ASEAN 2023 yang diemban Indonesia diharapkan dunia agar ASEAN memainkan peranannya lebih penting lagi bagi dunia.
Meski begitu, harus diingat ada dua kekuatan di kawasan Indo Pasifik, yakni AS dan China, begitu tinggi tensi rivalitasnya.
Strategi dengan situasi geopolitik yang demikian, membuat tugas presidensi ASEAN 2023 mempunyai tantangan berat untuk beradaptasi.
Terlebih sejumlah negera Eropa juga melancarkan pengaruh geopolitik guna merebut pengaruh kawasan ini.
Sebutlah Jerman, negara yang punya kekuatan nomor satu di Eropa, pada 2020 menetapkan pedoman kerja sama dan kemitraan untuk kawasan Indo Pasifik ini.
Bagimanapun Indonesia harus memainkan peranan “juru damai” dalam membangun kemitraan strategis kawasan.
Sesungguhnya ini bukanlah hal baru karena Indonesia memainkan peran demikian sudah sejak tujuh dasawarsa lalu. Kini Indonesia harus lebih sigap dan proaktif mengingat telah terjadi babak baru geopolitik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.