Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Perang Irak: Cerita Orang yang Percaya Bisa Cegah Konflik

Kompas.com - 21/03/2023, 23:17 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sebagai penyumbang utama anggaran OPCW, AS mengancam akan menarik dukungan keuangannya untuk lembaga tersebut.

Pada 21 April, atas permintaan AS, sebuah pemungutan suara khusus diadakan guna memastikan nasib Bustani. Hasilnya, 48 negara mendukung pemecatannya. Adapun tujuh negara menentang dan 43 abstain.

"Sejumlah negara telah mengkhawatirkan gaya manajemennya selama beberapa waktu, dan kami semua memutuskan untuk membujuknya berhenti diam-diam dan mencari jalan keluar yang tepat. Dia memilih untuk tidak melakukannya," kata seorang pejabat AS kepada surat kabar Washington Post pada 23 April.

Artikel yang sama mencatat bahwa episode tersebut "menandai kampanye publik paling pahit oleh Amerika Serikat untuk memaksa pejabat internasional senior mundur dari jabatannya, sejak pemerintahan Clinton memblokir pemilihan kembali Sekretaris Jenderal PBB Boutros Boutros Ghali tahun 1996".

Baca juga: 20 Tahun Setelah Invasi AS, Situasi Irak Jauh Berbeda

Kemenangan yang tak berharga

Selama lima tahun menjabat, Bustani mengawasi perluasan keanggotaan OPCW dari 87 menjadi 145 negara dan, seperti yang dilaporkan BBC pada saat itu, melakukan penghancuran sebagian besar fasilitas senjata kimia dunia.

Dia kemudian menjabat sebagai Duta Besar Brasil untuk Inggris dan Perancis, lalu pensiun pada tahun 2015.

"Inggris adalah salah satu negara yang mendukung pemecatan saya dari OPCW, tetapi waktu saya di sana, tidak seaneh yang dibayangkan," canda mantan diplomat itu.

Dia juga memenangkan gugatan atas kasus pemecatannya yang tidak adil di OPCW di pengadilan arbitrase oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), sebuah badan PBB - Bustani menyumbangkan uang kompensasinya untuk anggaran OPCW.

Setelah pemecatannya dari OPCW, Bustani menjabat sebagai Duta Besar Brasil untuk Inggris dan Perancis.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Setelah pemecatannya dari OPCW, Bustani menjabat sebagai Duta Besar Brasil untuk Inggris dan Perancis.
Tapi kemenangan itu tidak memberikan rasa puas kepada Bustani. Dia juga kecewa dengan kurangnya bukti keberadaan senjata pemusnah massal di Irak pada saat konflik.

"Itu tidak membuat saya terhibur. Dua dekade kemudian saya masih frustrasi karena perang yang tidak perlu itu telah mempengaruhi seluruh dunia," kata Bustani.

"Saya lebih suka dinyatakan benar dan menghindari terjadinya konflik itu. Dan saya masih percaya itu mungkin terjadi."

Baca juga: Sejarah Perang Irak vs Amerika: Awal Invasi, Tewasnya Saddam Hussein, hingga Pertempuran Lawan ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com