Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Antisipasi Dampak Kolapsnya Silicon Valley Bank

Kompas.com - 12/03/2023, 16:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

LONDON, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan Inggris dan bank sentral Bank of England (BoE) berupaya meminimalisasi gangguan yang mungkin muncul dari kolapsnya anak perusahaan Silicon Valley Bank (SVB) di Inggris. Regulator Amerika Serikat (AS) sudah menutup SVB karena masalah likuiditas.

Kementerian Keuangan Inggris dalam pernyataan yang dikutip Reuters, menyebutkan pihaknya menjadwalkan pertemuan pada Sabtu (11/3/2023) untuk membahas masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan teknologi Inggris yang terdampak kolapsnya bank yang bermarkas di California itu.

BoE pada Jumat (10/3/2023) mengatakan sedang mengupayakan perintah pengadilan untuk menerapkan prosedur kepailitan terhadap SVB UK.

Baca juga: Bank Terbesar di Silicon Valley Bangkrut

“Pemerintah menyadari bahwa perusahan-perusahaan sektor teknologi sering kali tidak memiliki arus kas positif saat mereka berkembang, dan bahwa mereka mengandalkan dana rekening bank untuk menutupi biaya sehari-hari,” kata kementerian.

Dua sumber yang mengetahui diskusi itu mengatakan kepada Reuters bahwa konsultan Rothschild & Co sedang menjajaki opsi-opsi untuk SVB UK di tengah ancaman pailit.

Lebih dari 250 kepala eksekutif perusahaan teknologi Inggris menandatangani surat untuk Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt. Dalam salinan surat yang dibaca oleh Reuters, para kepala eksekutif itu meminta campur-tangan pemerintah.

“Berita terbaru mengenai SVB dalam proses kepailitan menunjukkan ancaman yang makin meningkat dengan cepat terhadap sektor teknologi Inggris,” demikian bunyi surat itu.

Baca juga: Cyberjaya, Silicon Valley Malaysia yang Disebut Gagal oleh Media AS

“Pada akhir pekan ini, sebagian besar dari kami sebagai para pendiri perusahaan teknologi memeriksa angka-angka untuk melihat apakah kami secara teknis berpotensi mengalami kepailitan.

Stasiun televisi Sky News sebelumnya melaporkan pada Sabtu bahwa bank kliring Inggris, Bank of London, mempertimbangkan untuk menyelamatkan anak perusahaan SVB di Inggris.

Berdasarkan prosedur kepailitan untuk bank-bank di Inggris, sejumlah nasabah memenuhi syarat untuk mendapatkan 85.000 poundsterling atau sekitar Rp 1,58 miliar sebagai kompensasi atas uang yang ditahan oleh bank.

Untuk pemegang rekening bersama, nilai kompensasinya lebih besar, yaitu 170.000 pounds atau sekitar Rp 3,17 miliar.

Baca juga: [Cerita Dunia] Berkembangnya Silicon Valley Berawal dari 8 Pengkhianat

Susannah Streeter, kepala divisi uang dan pasar di perusahaan investasi Hargreaves Lansdown mengatakan dalam catatannya bahwa sektor teknologi akan menghadapi kejutan susulan minggu depan.

“Pembicaraan darurat mengenai potensi pengambilalihan akan bergulir. Regulator berada dalam tekanan untuk menegosiasikan rencana penyelamatan untuk menghindari kerugian,” kata Streeter.

Kementerian Keuangan Inggris mengatakan sistem perbankan Inggris tetap kuat dan tangguh. Masalah-masalah yang menimpa Silicon Valley Bank hanya terjadi pada bank itu dan tidak ada implikasi terhadap bank-bank lain yang beroperasi di Inggris, imbuh kementerian.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Inggris Antisipasi Dampak Kolapsnya Silicon Valley Bank.

Baca juga: Efek Pandemi, Banyak Perusahaan Top Pindah dari Silicon Valley

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com