Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan WN Rusia Bekerja di Bali: Paham Ilegal, tapi Banyak Bule Lain Juga Melakukannya

Kompas.com - 07/03/2023, 09:30 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Pemerintah Bali mengakui turis asing yang bekerja secara ilegal makin marak, dan akan mengambil langkah membentuk satuan tugas khusus untuk menanggulanginya.

Sebelumnya, sejumlah unggahan menyebutkan turis asing di Bali bekerja secara ilegal dengan menawarkan jasa fotografi, latihan bersepeda motor, berselancar, cukur rambut, sampai jualan sayur.

Hal ini membuat sejumlah warga Bali khawatir ruang pendapatan mereka semakin sempit.

Baca juga: Indonesia Terus Upayakan Perang Rusia-Ukraina Berakhir, Rencanakan Kembali ke Sana

Seorang pakar hubungan internasional berpendapat persoalan ini tak lepas dari konflik Rusia-Ukraina.

Warga dari kedua negara itu berupaya untuk menghindarinya dengan memilih Bali yang nyaman untuk ditinggali.

Pengakuan WN Rusia: bukan karena perang

Seorang warga negara Rusia, Ivan-bukan nama sebenarnya-, mengaku telah tinggal di Bali sejak satu tahun lalu.

Pria 40 asal Moskwa itu mengeklaim pindah ke Pulau Dewata karena menyukai budaya, tradisi, semuanya yang ada di Bali, bukan karena perang Rusia-Ukraina.

Dia bekerja sebagai pelatih selancar khusus untuk turis asal Rusia.

Alasannya, pelatih asal Indonesia tidak cukup cakap berbicara bahasa Rusia.

"(Pelatih selancar lokal) tidak punya cukup pengalaman," katanya kepada wartawan di Denpasar, Bali, Luh Sekar, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (06/3/2023).

Baca juga: WN Rusia Dideportasi karena Jadi Fotografer di Bali, Datang Gunakan Visa Investor untuk Bisnis Restoran

Ivan sudah bermain selancar air sejak 2018, dan mengaku sudah merencanakan tinggal di Bali sejak itu.

Dia ke Indonesia menggunakan Visa on Arrival atau visa yang diperoleh saat kedatangan.

Setiap dua bulan, Ivan mengaku pergi ke Kuala Lumpur untuk memperpanjang visanya.

"VoA 35 dollar AS per bulan, Anda dapat memperpanjangnya," katanya.

Ivan sadar dengan visa tersebut, ia tak diizinkan untuk bekerja di Indonesia.

"Ilegal, tentu saja saya mengerti... Kalau tertangkap petugas imigrasi, Anda harus membayar 3.000 dollar AS," katanya.

Tetapi, dia tetap nekat bekerja secara ilegal dengan alasan agar bisa memperoleh "uang ekstra" dari latihan selancar sebesar 50 dollar AS dalam sekali latihan.

Ivan menyebut, isu bekerja ilegal ini sudah menjadi masalah berlarut-larut di Indonesia.

"Banyak orang seperti bule tinggal di sini selama 15-20 tahun, dan mereka bekerja seperti itu setiap saat," katanya.

Tapi belakangan ini Ivan mulai khawatir dengan aktivitas ilegalnya, karena kasus ini ramai di media sosial.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Sekop MPL-50, Senjata Baru tapi Lama Rusia di Ukraina

Ia pun membantah telah mengambil penghasilan dari warga lokal.

"Karena pelanggan saya, klien saya mereka berasal dari teman-teman saya, teman-teman dekat. Saya tidak memberi promosi, personal, atau promosi internet," katanya.

Selain itu, Ivan juga mengaku aman bekerja secara ilegal sebagai pelatih selancar di Bali dalam satu tahun terakhir, karena harus menyetor ke petugas pemerintah. Namun, BBC tak bisa mengklarifikasi tuduhan ini.

Bagaimana pun, pengakuan ini menguatkan laporan dugaan pekerja asing ilegal di Bali yang dihimpun akun Instagram @moscow_cabang_bali.

 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Promosi umkm bali gratis (@moscow_cabang_bali)

 

Akun ini mengeklaim telah mengunggah ratusan laporan tuduhan terkait dengan jasa layanan ilegal yang diberikan oleh turis asing di Bali, khususnya warga negara Rusia.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com