Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Biden dan Putin Belum Ingin Akhiri Perang

Kompas.com - 23/02/2023, 14:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin jelang setahun invasi Rusia ke Ukraina sama-sama belum menunjukkan keinginan mengakhiri pertempuran.

Biden menegaskan bahwa AS dan NATO akan tetap membantu Ukraina, sedangkan Putin bersiap mengintensifkan serangan Rusia.

Beberapa jam setelah kunjungannya yang singkat dan tiba-tiba ke Kyiv, Biden berbicara di Royal Castle, Warsawa, Polandia, pada hari yang dingin dan gerimis.

Baca juga: Cara Biden Diam-diam ke Ukraina: Naik Pesawat Gelap dan Kereta Malam

“Dukungan kami untuk Ukraina tidak akan goyah, NATO tidak akan terpecah dan kami tidak akan lelah,” katanya, dikutip dari New York Times pada Selasa (21/2/2023).

Presiden ke-46 AS itu juga memprediksi, hari-hari ke depan akan sulit dan sangat pahit.

Beberapa jam sebelumnya di Moskwa, Putin memberikan pidato kenegaraan yang panjang. Dia memberi isyarat bahwa Rusia siap mengintensifkan pertempuran.

Eks agen KGB tersebut turut mengumumkan, dia akan menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian nuklir START Baru.

START adalah perjanjian pengendalian senjata terakhir yang masih bertahan antara AS dan Rusia.

Dalam pidatonya, Putin mengeklaim bahwa negara-negara Barat yang memulai perang di Ukraina.

Baca juga:

Pernyataan itu ditolak mentah-mentah oleh Biden di Warsawa. “Presiden Putin memilih perang ini. Setiap hari perang berlanjut adalah pilihannya,” ujar Biden.

Sebaliknya, Biden menuduh bos Kremlin itu melakukan kekejaman skala besar.

New York Times melaporkan, Putin tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengubah arah.

Dia tidak mengungkit kesulitan Rusia di medan perang, dan menggunakan pidatonya untuk menyusun rencana pertempuran panjang yang akan datang.

Putin juga menjanjikan perubahan pada sistem pendidikan, serta kebijakan sains dan teknologi untuk membantu Rusia bertahan lebih lama dari sanksi Barat.

Terakhir, presiden berusia 70 tahun itu menjanjikan para tentara Rusia akan mendapat cuti dua minggu setiap enam bulan.

Perang Rusia-Ukraina akan berjalan tepat satu tahun pada Jumat (24/2/2023).

Baca juga: Detik-detik Invasi Rusia ke Ukraina, Moskwa Akui Kemederkaan Donetsk dan Luhansk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com