MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (21/2/2023) menyalahkan negara-negara Barat atas perang yang berkecamuk di Ukraina.
Putin mengatakannya dalam pidato jelang setahun invasi Rusia ke Ukraina, seraya menjelaskan tujuannya di tahun kedua perang.
"Saya ulangi, mereka memulai perang dan kami menggunakan kekuatan untuk menghentikannya," kata presiden berusia 70 tahun itu, dikutip dari Sky News.
Baca juga: Masa Depan Kekuasaan Putin di Rusia Tak Pasti karena Invasi ke Ukraina
Dia menambahkan, Kyiv berbicara dengan Barat tentang pasokan senjata sebelum operasi militer khusus Rusia dimulai--istilah yang dipakai Moskwa untuk menyebut tindakannya.
"Saya tekankan ketika Rusia mencoba menemukan solusi damai, mereka mempermainkan nyawa orang dan mereka melakukan permainan kotor," lanjutnya.
Dalam pidato kenegaraannya, Putin juga mengatakan bahwa Rusia melindungi rakyat dan sejarahnya dengan melakukan operasi militer khusus selangkah demi selangkah.
Ia pun memperingatkan, Rusia akan terus menyelesaikan tujuan yang ada di hadapannya.
Menurut mantan agen KGB tersebut, Barat menciptakan citra Rusia sebagai musuh untuk mengalihkan perhatian dari korupsi di negara mereka sendiri dan masalah sosial-ekonomi.
Mengenai senjata, Putin turut mengeklaim bahwa Barat sedang bernegosiasi atas peralatan militer berat, pesawat, dan sistem rudal anti-pesawat sebelum operasi militer khusus dimulai.
Putin lalu mengungkapkan, Rusia sedang menghadapi masa yang sangat sulit saat ia berpidato di Moskwa.
Pasukan Rusia dihantam tiga serangan balik Ukraina, tetapi mengeklaim masih menguasai sekitar seperlima dari negara tetangganya itu.
Baca juga:
Pidato kenegaraan Putin disampaikan sehari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan kunjungan pertamanya ke Ukraina sejak invasi Rusia.
Biden berujar, Presiden Rusia itu salah besar mengira dukungan Barat untuk Ukraina tidak akan bertahan lama, karena dia menjanjikan bantuan militer senilai 500 juta dollar AS (Rp 7,6 triliun) ke Ukraina.
"Semua sanksi hanyalah sarana," ucap Putin.
Dia lalu menyatakan bahwa Barat gagal membuat rakyat Rusia menderita dan pemerintah telah menggelontorkan 3 miliar rubel (Rp 609,26 miliar) untuk menstabilkan ekonomi.
Sebelumnya pada Senin (20/2/2023), Biden menambahkan bahwa di samping bantuan militer tambahan untuk Ukraina, AS akan mengumumkan sanksi lagi terhadap para elite Rusia.
Baca juga: Cara Biden Diam-diam ke Ukraina: Naik Pesawat Gelap dan Kereta Malam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.