DAMASKUS, KOMPAS.com - Berselang dua minggu setelah gempa kuat melanda Suriah, baru sedikit bantuan PBB memasuki wilayah barat laut negara itu yang dikuasai pemberontak.
Lambatnya kedatangan bantuan PBB ini memicu kemarahan dan kekesalan para korban gempa Suriah.
Gempa bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023) menewaskan lebih dari 44.000 orang di Turkiye dan Suriah, yang 3.600 di antaranya di Suriah.
Baca juga: Gempa Turkiye dan Suriah Bencana Alam Terburuk dalam 100 Tahun
Lalu, bagaimana cara bantuan PBB bisa masuk wilayah Suriah yang diduduki pemberontak? Berikut penjelasannya dari kantor berita AFP pada Selasa (21/2/2023).
Konvoi bantuan PBB pertama menyeberang ke daerah itu pada 9 Februari 2023--tiga hari setelah gempa terjadi--dan membawa tenda serta bantuan lain untuk 5.000 orang awalnya.
Bantuan PBB sebagian besar diberikan ke Suriah barat laut melalui negara tetangga Turkiye lewat persimpangan Bab Al-Hawa, satu-satunya cara bagi bantuan untuk masuk tanpa izin Damaskus.
Jumlah penyeberangan yang disetujui PBB menyusut dari empat pada 2014 setelah bertahun-tahun ditekan sekutu rezim Suriah yaitu China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB.
Namun, karena jalan menuju Bab Al-Hawa rusak setelah gempa dan pekerja bantuan di daerah yang hancur juga terdampak, tekanan internasional meningkat agar bantuan mengalir masuk.
Pada 13 Februari 2023, PBB mengatakan bahwa Damaskus juga mengizinkannya menggunakan penyeberangan Bab Al-Salama dan Al-Rai selama tiga bulan.
Pemberontak yang didukung Turkiye mengelola dua penyeberangan di Provinsi Aleppo, Suriah utara, sementara kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mengendalikan Bab Al-Hawa di wilayah Idlib.
Meskipun ada penyeberangan tambahan, para pekerja bantuan mengemukakan bahwa pengiriman bantuan PBB tetap tidak mencukupi.
Baca juga: Korban Gempa Suriah: Tidak Ada Tenda, Tak Ada Bantuan, Tak Ada Apa Pun
Sejak gempa melanda, PBB sudah mengirim hampir 200 truk ke Suriah barat laut--kurang dari rata-rata mingguan 145 yang tercatat pada 2022 menurut Doctors Without Borders (MSF).
Kelompok penyelamat White Helmets Suriah yang beroperasi di daerah kekuasaan pemberontak mengecam lambatnya tanggapan PBB dan menyebutnya sebagai kejahatan.
Pada 12 Februari 2023, kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengakui bahwa badan tersebut telah merugikan rakyat Suriah barat laut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.