NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Junta militer Myanmar mengumumkan darurat militer di puluhan kotapraja yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Darurat militer diberlakukan di 37 kotapraja di tengah bentrokan yang masih berlangsung antara junta militer dan pasukan perlawanan, sebagaimana dilansir TRT World.
Pada Kamis (2/2/2023), junta militer Myanmar memerintahkan pemberlakuan darurat militer di daerah-daerah di mana pertempuran antara tentara dengan pasukan perlawanan telah meningkat.
Baca juga: Junta Myanmar Perpanjang Keadaan Darurat, Pemilu Ditunda
Myanmar terjerembab dalam kekacauan sejak militer melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.
Pemberlakukan darurat militer terbaru ini menandakan junta militer sedang mencari cara baru untuk membasmi perlawanan di daerah dengan pejuang anti-kudeta yang aktif.
Surat kabar junta, Global New Light of Myanmar, mengeklaim bahwa darurat militer dilakukan untuk melakukan usaha yang lebih efektif untuk memastikan keamanan, supremasi hukum, perdamaian, serta ketenangan lokal.
Dalam darurat militer terbaru, pengadilan militer akan mengadili kasus-kasus kriminal mulai dari pengkhianatan tingkat tinggi hingga larangan “menyebarkan berita palsu”.
Baca juga: Produksi Opium Meningkat Tajam di Myanmar, Petani Tak Punya Pilihan
Pasal larangan “menyebarkan berita palsu” telah digunakan junta militer untuk memenjarakan puluhan jurnalis.
37 kotapraja yang diberlakukan darurat militer tersebar di delapan negara bagian dan wilayah yakni Sagaing, Chin, Magway, Bago, Mon, Karen, Taninthayi, dan Kayah.
Pasukan junta militer Myanmar sering bentrok dengan pasukan perlawanan di daerah-daerah itu, serta kelompok-kelompok pemberontak etnis yang sudah terlebih dulu ada.
Baca juga: Tanaman Opium di Myanmar Melonjak di Bawah Kekuasaan Militer
Sebelumnya, sudah ada 11 kotapraja lainnya, masing-masing enam di Yangon dan lima di Mandalay, sudah berada di bawah darurat militer.
Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing sebelumnya mengakui bahwa lebih dari sepertiga kotapraja di negara itu tidak berada di bawah kendali militer secara penuh.
Sejauh ini, lebih dari 2.900 orang tewas di tangan tentara Myanmar dan lebih dari 17.000 orang ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.