Penulis: Fathiyah Wardah/VOA Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com - Myanmar menjadi perhatian serius negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto R Suryodipuro mengatakan, sebagai ketua ASEAN tahun ini, Indonesia akan belajar dari pengalaman ketua-ketua sebelumnya, yakni Kamboja dan Brunei, dalam membantu menyelesaikan persoalan di Myanmar.
Indonesia, menurutnya, akan mempelajari apa yang bisa dan jangan dilakukan.
Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia Temui Jokowi, Bahas Sawit hingga Kudeta Myanmar
Indonesia, tambahnya, akan melakukan komunikasi intensif dengan semua pihak di Myanmar untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di negara itu.
Namun, untuk saat ini, kata Sidharto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi belum memiliki rencana untuk melakukan kunjungan ke Myanmar.
Sidharto mengakui, persoalan Myanmar tergolong rumit. Ada situasi politik yang dipicu oleh kudeta tetapi ada juga masalah mendasar yang terkait dengan situasi kebangsaan, katanya.
Situasi Rohingya sendiri, menurutnya, merupakan bagian dari masalah kebangsaan di Myanmar.
ASEAN, kata Sidharto, menyerukan kepada pihak Myanmar untuk melakukan dialog dengan pihak-pihak yang berseberangan demi kebaikan bangsa Myanmar secara keseluruhan.
Ia menegaskan, upaya penyelesaian krisis Myanmar menjadi sangat penting, bukan hanya karena Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun ini tetapi juga karena Myanmar bagian dari kawasan Asia Tenggara.
Konflik Myanmar, menurutnya, secara tidak langsung akan mempengaruhi stabilitas dan kemakmuran kawasan ASEAN.
“Ibu Menlu pada saat ini tidak ada rencana ke Myanmar. Mungkin nanti kalau ada kondisi yang dipenuhi."
"Kunjungan yang bisa berdampak positif pada proses dialog ketika para pihak (yang bertentangan) menunjukkan keberanian untuk memulai proses dialog di antara mereka. Mungkin pada saat itu, bisa dipertimbangkan untuk melakukan kunjungan,” kata Sidharto.
Baca juga: Myanmar, Demokrasi di Ujung Laras
Sidharto mengungkapkan, tim utusan khusus sudah terbentuk dan ditujukan untuk membantu Menlu Retno. Meski demikian, dia enggan menjelaskan siapa saja yang masuk dari tim tersebut.
ASEAN akan menyelenggarakan sejumlah pertemuan, termasuk KTT, pada tahun ini. Namun, Sidharto mengatakan, pada saat ini, Indonesia menilai tidak ada pihak di Myanmar yang memiliki legitimasi untuk hadir pada tingkat politik.