Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi China, Taiwan Izinkan Wanita Jadi Pasukan Cadangan

Kompas.com - 20/01/2023, 12:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan, untuk pertama kalinya wanita akan diizinkan mengikuti pelatihan sebagai pasukan cadangan.

Pengumuman tersebut disampaikan pada Selasa (17/1/2023) ketika Taiwan mencoba memperkuat barisannya untuk melawan ancaman cari China.

Di bawah Presiden China Xi Jinping, Beijing acap kali menekan Taiwan. Dan Invasi Rusia ke Ukraina semakin menambah kekhawatiran bahwa “Negeri Panda” bisa melakukan hal serupa ke Taiwan.

Baca juga: Di Tengah Ancaman China, Taiwan Minta Jerman Bantu Jaga Ketertiban Regional

Kementerian Pertahanan Taiwan menuturkan, sebagai langkah uji coba, sekitar 200 mantan tentara wanita akan diizinkan mendaftar pelatihan sebagai pasukan cadangan mulai kuartal kedua tahun ini.

“Ini adalah tahun pertama untuk memasukkan wanita dalam pelatihan pasukan cadangan sehingga tahun ini akan menjadi program uji coba,” kata Mayor Jenderal Yu Wen-cheng dari Badan Mobilisasi Pertahanan Semesta Kementerian Pertahanan Taiwan.

“Kami akan merencanakan kapasitas pelatihan sesuai dengan jumlah pelamar,” sambung Yu, sebagaimana dilansir Channel News Asia.

Yu menuturkan, program pelatihan akan memperkuat efektivitas keterampilan bertempur guna meningkatkan kemampuan mereka.

Baca juga: China Latihan Tempur Lagi Dekat Taiwan, Fokus Serangan Laut dan Darat

Sebelumnya, hanya pria yang diwajibkan mengikuti wajib militer dan pelatihan pasukan cadangan.

Sedangkan para wanita hanya dapat menjadi sukarelawan untuk bertugas di angkatan bersenjata.

Banyak analis militer mendesak Taiwan berbuat lebih banyak meningkatkan pasukan cadangannya dan mempersiapkan penduduknya untuk bertahan, termasuk mengizinkan lebih banyak wanita untuk berlatih.

Baca juga: 17 Pesawat dan 3 Kapal China Dekati Taiwan, Taipei Siaga

Bulan lalu, Taiwan mengumumkan akan meningkatkan masa wajib militer bagi pria menjadi satu tahun, naik dari sebelumnya yang hanya empat bulan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan, mengatakan bahwa perpanjangan masa wajib militer militer diperlukan untuk memastikan cara hidup yang demokratis bagi generasi mendatang.

“Tidak ada yang menginginkan perang. Akan tetapi kawan senegaraku, perdamaian tidak akan jatuh dari langit,” kata Tsai.

Baca juga: Taiwan: Pertaruhan Besar dalam Konflik AS dan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com